PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KROTO MELALUI KOMBINASI KOMPOSISI PAKAN SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina)
Abstract
Semut rangrang merupakan serangga berguna yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu sebagai penghasil kroto yang banyak digunakan para penghobi burung untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya. Selama ini kebutuhan akan kroto biasanya hanya mengandalkan tangkapan dari alam yang dilakukan dengan cara tradisional. Pencarian kroto dari alam tidak selamanya dapat memenuhi kebutuhan kroto bagi masyarakat, terutama di musim penghujan yang membuat sulitnya mendapatkan kroto. Dengan demikian, produksi kroto menjadi berkurang. Kroto yang ada sekarang ini sebagian besar adalah hasil pencarian yang ada di alam. Pencarian kroto dari alam mempunyai beberapa kelemahan antara lain pendapatan setiap harinya tidak menentu tergantung banyak sedikitnya kroto yang didapatkan dan tergantung pada cuacanya. Keberadaan kroto semakin lama semakin langka. Budidaya kroto dipandang sebagai jalan keluar untuk mendapatkan kroto dalam jumlah banyak dan kontinyu.
Pemberian jenis pakan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas kroto nantinya. Bahan pakan adalah segala bahan yang disukai dan dikonsumsi dapat dicerna seluruhnya, bermanfaat serta tidak berbahaya atau mengganggu kesehatan dan perkembangbiakan ternak. Dimana 60% keberhasilan dari kegiatan budidaya semut rangrang ditentukan oleh pengelolaan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi komposisi pakan yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kroto yang dihasilkan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 6 macam kombinasi komposisi pakan. Perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga diperlukan 24 botol sarang semut rangrang. Parameter penelitian yang digunakan adalah : (1) Produktivitas kroto (bobot kroto), (2) Mortalitas, (3) Calon ratu semut, (4) Semut pejantan dan (5) Kualitas kroto yang disimpan. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Analisis ragam atau ANOVA, sedangkan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan menggunakan Uji Duncan 5%.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Jenis pakan tunggal belalang mampu menghasilkan nilai produksi kroto yang tinggi terlebih jika dikombinasikan dengan ulat hongkong akan menghasilkan nilai tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, (2) Kroto dengan pemberian pakan Jangkrik, Belalang+Jangkrik, dan Jangkrik+Ulat Hongkong memiliki daya simpan selama 3 hari. Sedangkan pada perlakuan pemberian pakan Belalang, Ulat Hongkong dan Belalang+Ulat Hongkong memiliki nilai daya simpan selama 4 hari.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]