Show simple item record

dc.contributor.advisorMunandar, Denna Eriani
dc.contributor.advisorSlameto
dc.contributor.authorArisandi, Dewi Puspa
dc.date.accessioned2015-12-03T05:06:23Z
dc.date.available2015-12-03T05:06:23Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nimNIM 111510501110
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66162
dc.description.abstractData Badan Pusat Statistik (2014), luas areal perkebunan kopi robusta di Indonesia pada tahun 2012 adalah 1,235 juta hektar dengan jumlah produksi sebesar 698,89 ribu ton, namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan luas areal perkebunan menjadi 1,240 juta hektar dengan penurunan jumlah produksi menjadi 691,16 ribu ton. Keberhasilan tanaman kopi robusta di pembibitan sangat dipengaruhi oleh faktor pembatas pertumbuhan, salah satunya intensitas cahaya. Tanaman kopi merupakan tanaman C3 dengan ciri khas efisiensi fotosintesis rendah karena terjadi fotorespirasi, sehingga sepanjang hidupnya memerlukan naungan. Tingkat naungan berhubungan erat dengan intensitas cahaya, sedangkan intensitas cahaya berhubungan erat dengan proses fotosintesis dan aktivitas stomata tanaman (Nasarudin dkk., 2006). Pemberian naungan bertujuan mendapatkan intensitas cahaya matahari yang sesuai untuk fase pembibitan kopi robusta. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui respon fisiologi dan pertumbuhan bibit kopi klon BP 358 dan BP 308 pada berbagai tingkat naungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh macam klon dan tingkat naungan serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan dan karakteristik fisiologi bibit kopi. Identifikasi karakteristik fisiologi dan pertumbuhan terhadap bibit kopi dapat menunjukkan tingkat naungan yang paling sesuai untuk pertumbuhan bibit kopi dan menunjukkan bibit kopi lebih tahan pada kondisi intensitas cahaya yang tidak sesuai. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Februari - April 2015 di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah (Split Plot) terdiri dari dua faktor yaitu tingkat naungan sebagai petak utama dan macam klon sebagai anak petak dengan empat kali ulangan. Faktor tingkat naungan (N) terdiri dari 4 taraf, sedangkan faktor macam klon bibit kopi (K) terdiri atas 2 klon. Variabel pengamatan dalam penelitian ini terdiri: 1) tinggi tanaman, 2) diameter batang, 3) jumlah daun, 4) kandungan klorofil a, 5) kandungan klorofil b, 6) kandungan klorofil total, 7) kandungan sukrosa daun, 8) konduktivitas stomata, dan 9) kandungan protein terlarut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan antara tingkat naungan 1 lapis dan bibit kopi robusta klon BP 358 memberikan nilai konduktivitas stomata tertinggi. Perlakuan tingkat naungan paranet 1 lapis memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Tingkat naungan 3 lapis paranet memberikan pengaruh terbaik terhadap kandungan klorofil a, kandungan klorofil b, dan kandungan klorofil total. Tingkat naungan 0 lapis memberikan nilai terendah terhadap semua variabel pengamatan kecuali terhadap nilai kandungan sukrosa dan kandungan protein terlarut. Klon BP 308 cenderung memiliki kandungan protein lebih tinggi dibanding klon BP 358 pada berbagai tingkat naungan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKopi Robustaen_US
dc.subjectKlon BP 358en_US
dc.subjectBP 308en_US
dc.titleRESPON KARAKTERISTIK FISIOLOGI DAN PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) KLON BP 358 DAN BP 308 PADA BERBAGAI TINGKAT NAUNGANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record