Show simple item record

dc.contributor.advisorSlameto
dc.contributor.advisorRestanto, Didik Pudji
dc.contributor.authorGutomo, Andri
dc.date.accessioned2015-12-03T04:30:41Z
dc.date.available2015-12-03T04:30:41Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nimNIM 111510501056
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66127
dc.description.abstractKentang merupakan salah satu komoditas yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai sumber karbohidrat dalam rangka menunjang program diversifikasi pangan. Kentang memiliki kandungan karbohidrat sebesar 12,1% dan protein 4,04%. Produksi kentang Indonesia hingga saat ini belum dapat mencukupi kebutuhan kentang Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan komoditas kentang, sedangkan produksi kentang di Indonesia masih stagnan. Pada tahun 2013, luas panen kentang meningkat (70.187 ha), namun produktivitas kentang justru mengalami penurunan (16,02 ton/ha) dibandingkan tahun 2012. Produktivitas kentang yang rendah mengakibatkan produksi juga rendah. Salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya produksi kentang di Indonesia adalah mutu bibit yang kurang baik. Salah satu cara memperoleh bibit kentang yang bermutu tinggi dapat dilakukan dengan perbanyakan tanaman secara in vitro atau kultur jaringan. Penggunaan teknik kultur jaringan dapat menghasilkan bibit kentang dengan jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat dan tidak tergantung pada iklim dan musim. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perbanyakan umbi mikro tanaman kentang dengan cara hidroponik substrat. Kentang membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Jumlah unsur hara yang dibutuhkan kentang harus disediakan melalui media tanam. Kandungan hara makro dan mikro pada masing-masing pupuk berbeda. Beberapa jenis pupuk yang dapat digunakan dengan konsentrasi hara yang berbeda antara lain: Growmore, Vitabloom, Hyponex Merah, Baypolan, dan Super Vit. Jenis pupuk yang berbeda memiliki konsentrasi yang berbeda pula, sehingga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap tanaman kentang. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan planlet dan konsentrasi jenis pupuk di dalam teknik hidroponik substrat. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas umbi mikro kentang yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi jenis pupuk terhadap pembentukan umbi mikro dan total umbi mikro tanaman kentang secara hidroponik substrat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Juli 2015 di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri atas Growmore 0,006 ppm, Vitabloom 0,002 ppm, Hyponex Merah 0,003 ppm, Baypolan 0,009 ppm, dan Super Vit 0,002 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingi tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah umbi, berat umbi, dan volume umbi terbaik adalah perlakuan Vitabloom 0,002 ppm. Konsentrasi pupuk Vitabloom 0,002 ppm mampu membentuk umbi mikro paling baik dibandingkan konsentrasi jenis pupuk lainnya. Total umbi mikro paling banyak yakni pada perlakuan konsentrasi pupuk Vitabloom 0,002 ppm sebesar 0,59 buah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPUPUKen_US
dc.subjectKENTANGen_US
dc.subjectHIDROPONIKen_US
dc.titlePENGARUH KONSENTRASI JENIS PUPUK TERHADAP PEMBENTUKAN UMBI MIKRO TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) SECARA HIDROPONIKen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record