Show simple item record

dc.contributor.advisorAmeliana, Lidya
dc.contributor.advisorBudipratiwi W.
dc.contributor.authorArisandy, Neny
dc.date.accessioned2015-12-03T04:16:32Z
dc.date.available2015-12-03T04:16:32Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim102210101085
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66110
dc.description.abstractSelulit merupakan kondisi metabolisme lemak yang terjadi pada jaringan subkutan dan jaringan ikat dengan tampilan visual yang khas pada kulit seperti kulit jeruk (Barel, 2006). Selulit disebabkan oleh pembengkakan pada jaringan adiposit dengan meningkatkan penyimpanan lemak yang mengakibatkan obstruksi pada pembuluh darah dan aliran limfatik (Rawlings, 2006). Selulit sebagian besar terjadi pada wanita, karena wanita memiliki lobulus lemak lebih besar dan lebih persegi panjang, sehingga distribusi lemak pada jaringan subkutan lebih banyak (Barel, 2006). Selulit hanya timbul di daerah-daerah tertentu, seperti pada bagian perut, pantat, paha dan lutut (Rona et al., 2006). Pengobatan antiselulit dapat dilakukan dengan pengobatan secara topikal. Bahan aktif yang sering digunakan sebagai produk anti selulit adalah golongan metilxantin seperti kafein, aminofilin, atau teofilin. Golongan metilxantin yang paling banyak digunakan dan paling aman adalah kafein, biasanya digunakan pada konsentrasi 1% sampai 2%. Pada konsentrasi tersebut kafein dapat terpenetrasi ke dalam kulit (stratum korneum) dengan baik dan dapat terabsorbsi dengan cepat sehingga menyebabkan efek yang cepat pula. Mekanisme kerja kafein adalah dengan memperlambat proses pembentukan sel lemak (lipogenesis) dan mempercepat proses penghancuran lemak (lipolisis) melalui penghambatan enzim fosfodiesterase yang menghidrolisis cAMP (Hexsel et al., 2006b). Sediaan antiselulit yang banyak digunakan adalah sediaan topikal transdermal, karena sediaan ini lebih aman dan lebih efektif (Damayanti dan Yuwono, 2013). Sediaan topikal yang banyak digunakan adalah bentuk gel. Gel kafein dengan basis HPMC ditambah dengan asam tartrat sebagai penetration enhancer untuk meningkatkan laju penetrasi perkutan secara in vitro. Sediaan ini dirancang 4 formula dengan berbagai konsentrasi asam tartrat 0; 0,25; 0,5; dan 0,75% untuk mengetahui pengaruh penambahan asam tartrat terhadap laju penetrasi perkutan gel kafein dengan menggunakan membran kulit tikus. Sediaan gel yang telah dihasilkan dilakukan pengujian meliputi evaluasi sediaan (pengujian organoleptis, pH, viskositas, sifat alir, daya sebar, homogenitas) dan pengujian laju penetrasi. Berdasarkan evaluasi sediaan gel yang telah dilakukan, semua formula sudah memenuhi persyaratan pengujian dan dapat disimpulkan bahwa penambahan asam tartrat pada formula dapat mempengaruhi nilai pH, viskositas, daya sebar, dan laju penetrasi. Uji penetrasi keempat formula dilakukan menggunakan alat Dissolution Tester pada suhu 37o ± 0,5o C dengan kecepatan putar 50 rpm. Pengujian ini dilakukan selama 8 jam menggunakan membran kulit tikus. Pengambilan sampel dilakukan pada menit-menit yang telah ditentukan dan hasil pengambilan ini kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 273 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil serapan tersebut kemudian digunakan untuk menghitung laju penetrasi kafein (fluks). Hasil pengujian penetrasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa laju penetrasi gel kafein yang mengandung asam tartrat 0%; 0,25%; 0,5%; dan 0,75% dengan nilai fluks masing-masing adalah 2,972 μg/cm2 menit; 6,970 μg/cm2 menit; 7,873 μg/cm2 menit; dan 10,523 μg/cm2 menit. Hasil uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa semua formula gel berbeda signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai fluks F4 > F3 > F2 > F1.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPenambahan Asam Tartraten_US
dc.subjectGel Kafeinen_US
dc.titlePengaruh Penambahan Asam Tartrat Terhadap Penetrasi Perkutan Gel Kafein Secara In Vitroen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record