dc.description.abstract | Pendidikan matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Melalui pembelajaran matematika, siswa diajarkan untuk berpikir
logis, kritis, sistematis, praktis, kreatif, efektif dan efisien dalam menyelesaikan
permasalahan. Agar dapat menyelesaikan masalah, diperlukan adanya
kemampuan pemecahan masalah. MEA (Means-Ends Analysis) merupakan model
yang mendukung pembelajaran ini karena permasalahan dapat dipecahkan secara
terarah terutama pada aspek mencari solusi.
MEA (Means-Ends Analysis) adalah model pembelajaran pemecahan
masalah dengan sintaks (1) menyajikan materi; (2) mengelaborasi menjadi subsub
masalah; (3) mengidentifikasi perbedaan; (4) menyusun sub-sub masalah; (5)
pilih strategi solusi. Pembelajaran dilaksanakan menggunakan scientific approach
yang terfokus kepada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga siswa dapat
lebih kreatif.
Perangkat yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa RPP, Buku
Siswa, Buku Guru, LKS dan THB. Model pengembangan perangkat yang
digunakan beracuan pada model 4-D (Define, Design, Develop, Disseminate).
Berdasarkan hasil penilaian oleh dua validator, perangkat pembelajaran direvisi
dan hasilnya disebut Draft 2 yang layak untuk diujicobakan. Uji Coba perangkat
pembelajaran dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wongsorejo pada tanggal 21 Januari
2015 hingga 4 Februari 2015. Hasil uji coba digunakan sebagai masukan untuk
memperbaiki kualitas perangkat pembelajaran dan hasilnya disebut draft 3
(produk).
ix
Dari hasil validasi perangkat pembelajaran diperoleh koefisien validitas
RPP, Buku Siswa, Buku Guru, LKS dan THB berturut-turut adalah 0,94; 0,91;
0,91; 0,90 dan 0,83. Hasil analisis reliabilitas THB diperoleh nilai = 0,75
dengan kategori “tinggi”. maka, instrumen THB tersebut dapat dikatakan reliabel
artinya memiliki keajegan yang tinggi untuk digunakan sebagai alat penilaian
hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran tersebut valid.
Hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada
pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, berturut-turut adalah 92,31%,
92,31%, 94,87%, dan 97,44%. Hal ini menunjukkan perangkat pembelajaran
tersebut telah memenuhi kriteria kepraktisan.
Tingkat efektifitas perangkat pembelajaran diperoleh dari rekapitulasi
hasil persentase aktivitas siswa, angket respon siswa, dan THB. Dari hasil
aktivitas siswa pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat berturut-turut
adalah, 87,50%, 90,82%, 90,56%, 92,86%. Maka aktivitas siswa dalam
menerapkan model MEA berbasis scientific approach yang diamati selama
pembelajaran dikatakan baik. Sedangkan dari analisis angket yang telah diisi oleh
28 siswa diperoleh bahwa lebih dari 80% siswa menunjukkan respon positif
terhadap pembelajaran matematika dengan model MEA berbasis scientific
approach. Hasil analisis hasil belajar siswa yang terdiri dari segi kogintif
diperoleh rata-rata nilai siswa yaitu 87 dan segi afektif diperoleh rata-rata nilai
yaitu 90,47. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat memahami materi yang
telah diajarkan dengan menggunakan model MEA berbasis scientific approach.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran tersebut telah memenuhi
kriteria keefektifan.
Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran matematika model MEA
berbasis scientific approach materi peluang ini dikatakan baik karena telah
memenuhi standar rata-rata ketuntasan hasil belajar dan perangkat pembelajaran
yang dikembangkan dapat dikatakan valid, efektif, dan efisien. Untuk mengetahui
lebih lanjut baik atau tidaknya perangkat yang dikembangkan, maka disarankan
pada peneliti selanjutnya agar menguji cobakan perangkat pada sekolah lainnya. | en_US |