dc.description.abstract | Ikan merupakan salah satu jenis bahan makanan yang memiliki kandungan gizi
tinggi dengan kadar protein sebesar 18-30%. Ikan sangat digemari oleh semua
lapisan masyarakat karena harganya murah dan mudah diolah. Salah satu olahan
ikan yaitu pengawetan dengan cara pengeringan/pengasinan (ikan asin). Jenis ikan
yang dapat diolah menjadi ikan asin salah satunya yaitu ikan manyung (Arius
thallasinus). Ikan asin merupakan komoditas yang mudah mengalami
pembusukan oleh bakteri tahan garam (halofilik) dan bakteri patogen. Tumbuhnya
bakteri pada ikan asin dapat disebabkan oleh proses produksi yang salah, tidak
menerapkan hygiene personal penjamah makanan, dan kurang memperhatikan
kebersihan alat produksi. Adanya bakteri yang melebihi syarat mutu dapat
dimungkinkan menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui Total Plate Count (TPC) dan mengetahui ada
tidaknya bakteri Staphylococcus aureus pada ikan asin manyung di TPI Puger
Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 9 sampel yang diambil berdasarkan teknik sampling jenuh.
Pengambilan sampel dilakukan pada pedagang ikan asin manyung di TPI Puger
Kabupaten Jember, sedangkan untuk pengujian sampel ikan asin manyung secara
kuantitatif dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan Politeknik Negeri Jember
pada bulan Maret 2015. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara
dan observasi menggunakan lembar wawancara dan observasi untuk mengetahui
sumber ikan asin manyung, proses produksi ikan asin manyung, hygiene personal
pembuat ikan asin manyung, dan peralatan yang digunakan pada saat produksi
serta menggunakan uji laboratorium untuk mengetahui Total Plate Count (TPC)
dan bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian data diolah secara deskriptif, yaitu
viii
dalam bentuk tabel dan teks atau narasi. Hasil penelitian menunjukkan sumber
produksi ikan asin manyung (Arius thallasinus) berasal dari hasil produksi sendiri
(produsen) yaitu 4 responden (44,4%) dan 5 responden (55,6%) tidak
memproduksi ikan asin sendiri (tengkulak). Proses produksi ikan asin manyung
(Arius thallasinus) pada 4 produsen yang memiliki kategori baik yaitu 3 produsen
(75%) sedangkan 1 produsen (25%) memiliki kategori buruk. Hygiene personal
pembuat ikan asin manyung (Arius thallasinus) termasuk dalam kategori baik,
yaitu berjumlah 2 produsen (50%). Namun, peralatan produksi ikan asin manyung
(Arius thallasinus) termasuk dalam kategori buruk, yaitu berjumlah 4 produsen
(100%). Hasil uji laboratorium yang dilakukan pada 9 ikan asin manyung (Arius
thallasinus) yang dijual di TPI Puger Kabupaten Jember diketahui masih
memenuhi syarat untuk dikonsumsi karena di bawah standart maksimum yaitu
1x105 . Selain itu, bakteri Staphylococcus aureus pada 9 ikan asin manyung (Arius
thallasinus) yang telah dilakukan uji laboratorium juga diketahui negatif dan
masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil penelitian ini
diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember sebagai instansi yang mengawasi
keamanan makanan atau minuman tetap melakukan pemantauan secara berkala
agar ikan asin yang diproduksi tetap aman dikonsumsi oleh masyarakat. | en_US |