Show simple item record

dc.contributor.advisorMustapit
dc.contributor.advisorAji, Joni Murti Mulyo
dc.contributor.authorWulandari, Andika Lussy Ayu
dc.date.accessioned2015-12-02T05:11:20Z
dc.date.available2015-12-02T05:11:20Z
dc.date.issued2015-12-02
dc.identifier.nimNIM 111510601069
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65778
dc.description.abstractKopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Komoditi kopi di Jawa Timur diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara (PTPN), Perkebunan Rakyat, dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan Jember merupakan salah satu BUMD Kabupaten Jember yang bergerak pada bidang agroindustri perkebunan. PDP Kahyangan Jember memproduksi kopi robusta. Hal ini berdasarkan bahwa beberapa wilayah kerja PDP Kahyangan memiliki ketinggian 513 mdpl yang sesuai untuk budidaya kopi robusta. PDP Kahyangan Jember tidak ada target untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015 karena dipicu biaya operasional yang tidak diimbangi dengan harga jual produk. Oleh karena itu, agroindustri memerlukan sebuah acuan untuk memilih metode pengolahan yang memiliki nilai tambah terbesar yang kemudian dapat dirumuskan strategi pengembangan agroindustri kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) nilai tambah produk olahan kopi di PDP Kahyangan Jember, (2) prospek agroindustri kopi di PDP Kahyangan Jember, dan (3) strategi pengembangan agroindustri kopi di PDP Kahyangan Jember. Penentuan daerah penelitian menggunakan purposive method. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan analitis. Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk agroindustri adalah purposive sampling yaitu pelaku agroindustri di PDP Kahyangan Jember. Analisis data yang digunakan adalah analisis nilai tambah, SWOT, dan QSPM. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) nilai tambah olah basah kopi gelondong yaitu Rp 1.697,00/kg bahan baku, olah kering kopi gelondong yaitu Rp 1.070,00/kg bahan baku, nilai tambah kopi sangrai yaitu Rp 17.738,00/kg bahan baku dan nilai tambah kopi bubuk yaitu Rp 22.629,00/kg bahan baku, ix (2) posisi perusahaan pada matriks kompetitif relatif berada pada daerah Grey Area (kuat-terancam) sedangkan pada matriks internal dan eksternal berada pada daerah pertumbuhan VIII. Strategi yang diterapkan yaitu memanfaatkan kekuatan agroindustri untuk mengantisipasi ancaman terhadap agroindustri dengan strategi diversifikasi konglomerasi yaitu menambah jenis produk olahan kopi dan memperluas jangkauan pasar, (3) berdasarkan QSPM diperoleh prioritas strategi dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) tertinggi sebesar 5,46 yaitu harga jual produk yang bersaing untuk memperluas jangkauan pasar dan penerapan sistem pembayaran produk secara tunai untuk memperlancar perputaran modal perusahaan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKOPIen_US
dc.titleAnalisis Nilai Tambah dan Prospek Pengembangan Agroindustri Kopi di Perusahaan Daerah Perkebunan Kahyangan Jember (Studi Kasus di Kebun Sumberwadung Desa Harjomulyo Kecamatan Silo)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record