dc.description.abstract | Aktivitas keratinolitik merupakan kemampuan mikroba menghasilkan enzim
keratinase untuk mendegradasi substrat keratin di lingkungannya. Keratin merupakan
limbah yang kaya dengan struktur rapat dan kuat dalam bentuk α-heliks (α-keratin)
atau β-sheet (β-keratin) menjadi rantai polipeptida supercoil. Ikatan polipeptida
keratin distabilisasi oleh beberapa ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik, selain itu
juga terdapat beberapa ikatan disulfida (S-S) sehingga sulit untuk di degradasi. Salah
satu sumber keratin adalah tepung bulu ayam. Keberadaan bulu ayam di Indonesia
yang sangat berlimpah merupakan salah satu faktor penyebab pencemaran
lingkungan. Bulu ayam tersusun ± 90% protein keratin yang menyebabkan bulu ayam
sulit untuk didegradasi karena memiliki stabilitas ikatan protein yang tinggi.
Sehingga dengan mengetahui aktivitas keratinolitik Aspergillus niger, diduga akan
mengoptimalkan proses degradasi limbah bulu ayam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari (i) Skrining
Aspergillus niger Keratinolitik secara Semi Kuantitatif, (ii) Produksi enzim
keratinase Solid State Fermentation (SSF), (iii) Analisis Kandungan Protein Terlarut
Tepung Bulu Ayam, (iv) Optimasi Waktu Produksi Enzim, dan (v) Optimasi Lama
Inkubasi Uji Aktivitas Keratinase.
Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Aspergillus
niger mampu meningkatkan kadar protein terlarut substrat keratin (TBA-2) sebesar
79,6 % pada saat pasca fermentasi secara SSF. Aspergillus niger memiliki waktu produksi enzim yang optimum pada proses fermentasi (SSF) selama enam hari, yaitu
dengan pelepasan kadar tirosin sebesar 156.125 μg/ml dan aktivitas enzim sebesar
11.97 mU/ml. Enzim ekstrak kasar yang dihasilkan dari proses fermentasi, juga
memiliki aktivitas enzim yang optimum pada lama inkubasi 1 jam pada proses uji
kuantitatif aktivitas enzim keratinase, yaitu dengan aktivitas enzim sebesar 55.54
mU/ml dengan pelepasan kadar tirosin sebesar 120.75 μg/ml. | en_US |