dc.description.abstract | Padi sebagai komoditas tanaman pangan utama di Indonesia, terbukti
mengalami peningkatan kebutuhan padi dari tahun ke tahun. Tetapi peningkatan
kebutuhan padi tidak diikuti dengan peningkatan produksi. Hal ini disebabkan
produktivitas padi yang masih rendah jika dibandingkan dengan potensi
produksinya. Penyebab lain adalah penyempitan lahan, adanya alih fungsi lahan
dan semakin meluasnya lahan kritis. Salah satu contoh lahan kritis tersebut adalah
lahan bekas industri batu bata. Bagian top soil dengan kedalaman sekitar 1 meter
pada lahan tesebut digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata merah sehingga
menyebabkan lahan menjadi tidak subur secara fisik, kimia dan biologis. Salah
satu cara untuk memperbaiki lahan tersebut yaitu dengan memanfaatkan limbah
abu sekam yang dihasilkan industri tersebut. Abu sekam tersebut mengandung
silikon dan unsur – unsur lain yang dibutuhkan tanaman padi. Silikon dapat
menaikkan produksi hasil tanaman karena silikon mampu memperbaiki sifat fisik
tanaman dan berpengaruh terhadap kelarutan P dalam tanah. Pengaruh silikon
yang lain adalah dapat meningkatkan ketahanan mantel/lapisan kulit benih,
mengurangi kerentanan benih terhadap kerusakan mekanik. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dosis terbaik perlakuan pemberian
ekstrak sekam (yang mengandung silikon tinggi) dan nitrogen terhadap daya
simpan benih padi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis terbaik pemberian
ekstak sekam dan terhadap daya simpan benih padi. Penelitian ini dilaksanakan di
daerah Patrang Jember pada 5 Juni 2012 sampai 28 Agustus 2012 sedangkan
pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas
Pertanian, Universitas Jember pada 18 September 2012.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
diulang tiga kali. Perlakuan terdiri dari 2 faktor, yaitu dosis ekstrak sekam dan
dosis pupuk N. Faktor I adalah dosis ekstrak sekam (S) dengan kandungan abu
viii
sekam dan pupuk zeolit dimana abu sekam dengan zeolit memiliki perbandingan
6,6:1, yang terdiri dari empat taraf yaitu: 0 g ekstrak sekam/pot, 5 g ekstrak
sekam/pot, 10 g ekstrak sekam/pot, 15 g ekstrak sekam/pot. Faktor II dosis pupuk
(N) yang terdiri dari tiga taraf yaitu: kontrol (1,6 g pupuk urea/pot atau 0 % / tidak
dilakukan pengurangan N). 1,2 g pupuk urea/pot atau 25%, 0,8 g pupuk urea/pot
atau 50%. Data yang diperoleh sebagai perlakuan RAK diuji dengan Analisis
Varian dengan menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) 5 %
atau pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi ekstrak sekam dengan
pengurangan nitrogen berpengaruh sangat nyata terhadap parameter daya
kecambah, indeks kecepatan kecambah dan keserempakan berkecambah tetapi
berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih. Perlakuan abu sekam dan pupuk
zeolit dengan dosis 10 gram/pot serta pemberian pupuk nitogen 1,2 gram/pot atau
pengurangan pupuk nitogen 25% merupakan perlakuan terbaik dalam semua
parameter. Pada penyimpanan di inkubator dengan suhu 40
ix
0
C selama 3 hari
dengan penyimpanan hari ke – 1 merupakan waktu yang paling baik terhadap
mutu benih padi. | en_US |