SISTEM EVALUASI DAN PERANGKINGAN KINERJA DOSEN DENGAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process) DAN TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarityto Ideal Solution) (Studi Kasus Program Studi Ilmu Keperawatan)
Abstract
Sistem Evaluasi dan Perangkingan Kinerja Dosen Dengan Metode AHP
(Analytic Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by
Similarity to Ideal Solution) (Studi Kasus Program Studi Ilmu Keperawatan);
Bita Diflia; 102410101074; 2015; 202 halaman; Program Studi Sistem Informasi
Universitas Jember.
Pentingnya pengukuran kinerja tidak hanya diperlukan dan dilakukan dalam
dunia bisnis tetapi juga dalam dunia pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan
secara berkelanjutan dilakukan dengan memasukkan penilaian, akreditasi dan
evaluasi diri institusi yang dilakukan terhadap perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta. Penelitan ini bertujuan untuk merancang dan membuat sistem berbasis web
untuk evaluasi kinerja dan perangkingan dosen menggunakan metode AHP dan
TOPSIS, dengan studi kasus di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Evaluasi kinerja dosen dengan metode AHP dan TOPSIS di Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember ini dilakukan oleh mahasiswa dan dosen
(dosen yang mempunyai jabatan kepada dosen yang tidak mempunyai jabatan).
Evaluasi oleh mahasiswa dilakukan dengan memberikan bobot untuk setiap aspek
penilaian yang diambil dari buku Pedoman Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen
(Serdos) Terintegrasi tahun 2014. Sedangan evaluasi dari dosen dilakukan dengan
menggunakan penilaian SKP (Sasaran Kerja Pegawai). Perangkingan dosen
dilakukan dengan menggunakan metode AHP dan TOPSIS. Metode AHP digunakan
untuk penentuan bobot prioritas aspek penilaian. Sedangkan metode TOPSIS
digunakan untuk perangkingan berdasarkan hasil evaluasi oleh mahasiswa.
Penilaian dilakukan terhadap enam belas dosen Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember oleh 38 mahasiswa yang diambil secara acak. Hasil
penilaian tersebut diproses dengan menggunakan metode AHP dan TOPSIS, dan
didapatkan bahwa D9 adalah dosen terbaik dengan nilai 0.8544, dilanjutkan dengan
ix
D3 dengan nilai 0.821, D10 dengan nilai 0.7982, D16 dengan nilai 0.6947, dan D12
dengan nilai 0.6763. Sedangkan dengan menggunakan perhitungan manual
didapatkan bahwa D9 merupakan dosen terbaik dengan nilai rata-rata 6.255,
dilanjutkan dengan D3 dengan nilai 6.239, D10 dengan nilai 6.095, D12 dengan nilai
5.928, dan D16 dengan nilai 5.910. Penilaian dosen oleh mahasiswa dapat
mendukung penilaian SKP (Sasaran Kerja Pegawai). Penelitian ini menunjukkan
bahwa metode AHP dan TOPSIS dapat menunjang sistem evaluasi dan perankingan
kinerja dosen.