CAMPUR KODE DALAM TUTURAN MASYARAKAT KAMPUNG ARAB DI BONDOWOSO
Abstract
Perkampungan warga etnis Arab di Bondowoso dikenal dengan daerah
Kampung Arab. Masyarakat yang tinggal di wilayang perkampungan Arab tidak
hanya warga keturunan etnis Arab, namun banyak juga warga yang bukan
keturunan etnis Arab juga bertempat tinggal di kampong Arab Bondowoso.
Biasanya ketika bertemu di suatu tempat, warga kampung Arab akan
berkomunikasi dengan gaya khas mereka. Hal tersebut tidak hanya terjadi saat
warga etnis Arab berkomunikasi dengan sesama etnis Arab, namun juga ketika
warga etnis Arab berkomunikasi dengan masyarakat pribumi yang tinggal di
perkampungan Arab Bondowoso. Tidak sedikit pula warga pribumi akhirnya
terbiasa bercampur kode saat berkomunikasi dengan masyarakat lainnya.
Kajian pada peneleitian ini terdiri atas tiga rumusan masalah, yaitu
mengenai 1) Bahasa apa sajakah yang mengalami campur kode dalam tuturan
masyarakat kampung Arab di Bondowoso; 2) Bagaimanakah wujud campur kode
dalam tuturan masyarakat yang terjadi di kampung Arab; 3) Faktor apa sajakah
yang memengaruhi terjadinya campur kode dalam lingkungan kampung Arab di
Bondowoso. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1) Bahasa yang
mengalami campur kode dalam tuturan masyarakat kampung Arab di Bondowoso;
2) Wujud campur kode dalam komunikasi lisan yang terjadi di kampung Arab
Bondowoso; dan 3) Faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode dalam
lingkungan kampung Arab di Bondowoso.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan rancangan
kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan lisan pada percakapan antar
masyarakat di lingkungan Kampung Arab. Data diambil menggunakan metode
rekam. Proses analisis data dalam penelitian ini terdiri atas: 1) analisis domain, 2)
analisis taksonomis, 3) analisis tema kultural.
viii
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tuturan masyarakat
Kampung Arab di Bondowoso terdapat bentuk campur kode, Pada tuturan
masyarakat kampung Arab terdapat bahasa yang mengalami campur kode, dan
faktor yang memengaruhi terjadinya campur kode. Pertama, bahasa yang
mengalami campur kode adalah bahasa Indonesia, bahasa Madura, bahasa arab.
Kedua, wujud tuturan yang mengalami campur kode meliputi: (1) berwujud kata,
(2) berwujud frase, (3) berwujud idiom, dan (4) berwujud baster. Ketiga, faktor
yang melatarbelakangi terjadinya proes campur kode pada tuturan masyarakat
kampung arab di Bondowoso meliputi, faktor kekraban, faktor kedwibahaasan
penutur, faktor meniru seseorang.
Saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian ini adalah: 1) bagi
mahasiswa program studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil
penelitian ini sebaiknya digunakan sebagai bahan belajar untuk meningkatkan
pemahaman mengenai bentuk dan faktor terjadinya campur kode., 2) bagi calon
peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian sejenis, penelitian ini
masih terbatas pada bentuk campur kode, bahasa yang mengalami campur kode,
faktor terjadinya campur kode diharapkan pada penelitian lebih lanjut dapat lebih
mengembangkan lagi fokus penelitian pada tuturan masyarakat yang lebih luas.
Peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian sejenis hendaknya dapat
meneliti lebih spesifik mengenai bentuk maupun faktor yang melatar belakangi
terjadinya campur kode. Misalnya, bagaimanakah bentuk campur kode bila
penutur berkomunikasi dengan orang yang berasal dari lingkungan tempat tinggal
berbeda, dan 3) bagi guru bahasa Indonesia tingkat SMP dan SMA, hendaknya
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bahan pengembangan materi
ragam bahasa baku dan tidak baku maupun keterampilan berbicara.