INDUKSI KALUS DAN DAYA REGENERASI IN VITRO BERBAGAI UMUR KALUS DAN KULTIVAR TEBU THAILAND (Saccharum officinarum L.)
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di Center of Agricultural Biotechnology,
Kasetsart University, Kamphaeng Saen campus, Thailand selama enam bulan,
mulai bulan November 2013 – Mei 2014. Penelitian ini terdiri dari dua tahap
yaitu induksi kalus dan regenerasi tunas. Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap dengan dua faktor dan sepuluh ulangan. Faktor pertama adalah
kultivar tebu dengan 4 taraf yaitu LK 95-127, LK 92-17, K 93-219, dan K 93-347.
Faktor kedua adalah umur kalus dengan tiga taraf yaitu dua, tiga dan empat bulan.
Induksi kalus dilaksanakan dalam ruang gelap bersuhu 270C selama empat bulan
dengan subkultur setiap bulan. Kultur regenerasi tunas berlangsung selama dua
bulan dalam ruang kultur terang bersuhu 27±20C. Variabel pengamatan meliputi
persentase kalus embriogenik, diameter kalus, warna kalus, struktur kalus,
persentase regenerasi tunas, jumlah tunas, dan tinggi tunas. Warna dan struktur
kalus diamati secara visual dan disajikan dalam bentuk gambar. Variabel
pengamatan lainnya dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat beda nyata
dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Sebagian besar kultivar mampu menghasilkan 100% kalus embriogenik
terkecuali LK 92-17. Karakteristik kalus tebu embriogenik adalah berwarna
kuning keputihan, tidak basah, struktur kompak dengan tonjolan nodular. Kalus
embriogenik lebih mudah diregenerasikan dari pada kalus non embriogenik yang
dicirikan dengan warna abu-abu, basah, dan tidak menampakan nodular yang
jelas. Karakteristik tambahan untuk kultivar K 93-347 adalah adanya sekresi
senyawa fenol yang berlebih sehingga menyebabkan browning. Pada variabel
pengamatan diameter kalus, kultivar K 93-347 menghasilkan kalus dengan rerata
diameter terbesar sedangkan LK 92-17 menghasilkan kalus dengan rerata
diameter terkecil. Hasil penelitian pada variabel pengamatan persentase regenerasi
tunas menunjukan bahwa setiap perlakuan dapat diregenerasikan secara
menyeluruh (100%) dalam kurun waktu dua bulan. Tunas terpanjang dihasilkan
oleh kombinasi perlakuan umur kalus dua bulan pada kultivar K 93-219 dan K 93-
347. Jumlah tunas terbanyak dihasilkan oleh kombinasi perlakuan umur kalus dua
bulan pada kultivar LK 95-127. Kultivar yang direkomendasikan sebagai kultivar
regeneratif in vitro jangka panjang adalah K 93-347 karena daya regenerasinya
dapat bertahan baik dengan indikator persentase regenerasi tunas mencapai 100%
dan jumlah tunas yang dihasilkan oleh kalus tertua (empat bulan) berbeda tidak
nyata dengan kalus yang muda (dua dan tiga bulan).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]