Show simple item record

dc.contributor.authorRisma Galuh Suhesti
dc.date.accessioned2013-12-09T03:02:23Z
dc.date.available2013-12-09T03:02:23Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6489
dc.description.abstractPengendalian penyakit pada tanaman petani cenderung menggunakan pestisida sintesis secara berlebihan sehingga menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan ekologis. Oleh karena itu perhatian pada alternatif yang lebih ramah lingkungan semakin besar untuk menurunkan penggunaan pestisida sintesis salah satunya adalah dengan menggunakan pengendalian hayati. Pengendalian hayati terhadap cendawan patogenik memberi harapan untuk dikembangkan dilapangan. Banyak peneliti yang menarik manfaat jamur antagonis sebagai agensia yang efektif untuk mengendalikan berbagai macam jamur pathogen. Terdapat beberapa spesies jamur yang layak dapat dipertimbangkan menjadi pengendali hayati, yaitu jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii. Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii merupakan jamur yang umum terdapat dalam tanah, tumbuh dengan cepat dan bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides penyebab penyakit antraknosa pada tanaman kakao. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besar persentase penghambatan jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 di Laboratorium Fitopatologi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan penelitian in vitro yang dilakukan dengan cara mengantagoniskan antara Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii dengan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Serial waktu yang digunakan adalah 7 hari. Untuk mencari persentase penghambatan menggunakan jari-jari kontrol dikurangi jari-jari perlakuan dibagi jari-jari control dikali 100%. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Analisis data dengan One-Way ANOVA menggunakan SPSS, dan untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α=0,05. Adapun tujuan dari penelitian adalah mengetahui pengaruh Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii terhadap pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides, mengetahui tingkat keefektifan Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii dalam menghambat pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides, menganalisis besar persentase penghambatan pertumbuhan antara jamur Colletotrichum gloeosporioides yang diberi jamur antagonis (Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii). Berdasarkan hasil dan analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jamur Trichoderma harzianum lebih efektif daripada Trichoderma koningii dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Berdasarkan hasil uji ANOVA (Tabel 4.6) persentase penghambatan jamur Trichoderma harzianum dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides diperoleh nilai F hitung sebesar 127,382 persentase penghambatan jamur Trichoderma koningii dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides diperoleh nilai F hitung sebesar 316,503 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena P<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan yaitu persentase penghambatan jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries0702010193152;
dc.subjectPerbedaan Daya Hambat Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii terhadap Pertumbuhan Jamuren_US
dc.titlePerbedaan Daya Hambat Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa pada Tanaman Kakaoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record