Perbedaan Daya Hambat Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum gloeosporioides Penyebab Penyakit Antraknosa pada Tanaman Kakao
Abstract
Pengendalian penyakit pada tanaman petani cenderung menggunakan
pestisida sintesis secara berlebihan sehingga menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan, pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan ekologis. Oleh
karena itu perhatian pada alternatif yang lebih ramah lingkungan semakin besar untuk
menurunkan penggunaan pestisida sintesis salah satunya adalah dengan
menggunakan pengendalian hayati. Pengendalian hayati terhadap cendawan
patogenik memberi harapan untuk dikembangkan dilapangan. Banyak peneliti yang
menarik manfaat jamur antagonis sebagai agensia yang efektif untuk mengendalikan
berbagai macam jamur pathogen.
Terdapat beberapa spesies jamur yang layak dapat dipertimbangkan menjadi
pengendali hayati, yaitu jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii.
Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii merupakan jamur yang umum
terdapat dalam tanah, tumbuh dengan cepat dan bersifat antagonistik terhadap jamur
lain. Jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii digunakan untuk
menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides penyebab penyakit
antraknosa pada tanaman kakao. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besar
persentase penghambatan jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii
dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 di Laboratorium
Fitopatologi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia merupakan penelitian in
vitro yang dilakukan dengan cara mengantagoniskan antara Trichoderma harzianum
dan Trichoderma koningii dengan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Serial
waktu yang digunakan adalah 7 hari. Untuk mencari persentase penghambatan
menggunakan jari-jari kontrol dikurangi jari-jari perlakuan dibagi jari-jari control
dikali 100%. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 3 kali ulangan. Analisis data dengan One-Way ANOVA menggunakan SPSS,
dan untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α=0,05. Adapun tujuan dari penelitian adalah mengetahui
pengaruh Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii terhadap pertumbuhan
Colletotrichum gloeosporioides, mengetahui tingkat keefektifan Trichoderma
harzianum dan Trichoderma koningii dalam menghambat pertumbuhan
Colletotrichum gloeosporioides, menganalisis besar persentase penghambatan
pertumbuhan antara jamur Colletotrichum gloeosporioides yang diberi jamur
antagonis (Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii).
Berdasarkan hasil dan analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jamur
Trichoderma harzianum lebih efektif daripada Trichoderma koningii dalam
menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Berdasarkan hasil
uji ANOVA (Tabel 4.6) persentase penghambatan jamur Trichoderma harzianum
dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides diperoleh
nilai F hitung sebesar 127,382 persentase penghambatan jamur Trichoderma koningii
dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides diperoleh
nilai F hitung sebesar 316,503 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 karena P<0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan yaitu
persentase penghambatan jamur Trichoderma harzianum dan Trichoderma koningii
dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides.