• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    SYAIR-SYAIR DALAM KESENIAN SAMMAN DI PROBOLINGGO: KAJIAN STRUKTUR, FORMULA, DAN FUNGSI

    Thumbnail
    View/Open
    Mega Silvia.pdf (288.9Kb)
    Date
    2013-12-09
    Author
    Mega Silvia
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Hampir setiap etnik di penjuru Nusantara memiliki budaya khas tradisional, dan budaya tersebut berhubungan erat dengan sastra lisan. Realitas menunjukkan bahwa sastra, baik sastra lisan maupun sastra tulis, merupakan salah satu bentuk ekspresi estetis yang sarat dengan muatan budaya. Dalam kedua model tersebut terjadi dialektika budaya yang saling mengisi dan saling melengkapi (Saputra, 2007:1). Sastra ialah ekspresi pikiran dan perasaan manusia, baik lisan maupun tulis (cetakan), dengan menggunakan bahasa yang indah menurut konteksnya (Hutomo, 1991:39). Sastra adalah ungkapan perasaan manusia dengan menggunakan bahasa yang tersusun indah. Budaya yang berbentuk sastra lisan disebarkan oleh masyarakatnya dari generasi ke generasi. Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencakup ekspresi kesusastraan warga atau kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan, dari mulut ke mulut (Hutomo, 1991:1). Menurut Endraswara (2004:150-152) pada dasarnya manusia adalah homo fabulans, yaitu makhluk yang gemar bercerita atau bersastra. Hakikat manusia sebagai homo ludens dan homo fabulans sering mempengaruhi manusia lebih tertarik pada sastra lisan daripada sastra tulis. Di samping itu, sastra lisan menarik dan unik sehingga biasanya peneliti terhibur. Dalam sastra lisan ada unsur pelestarian, pengungkapan lisan, dan pendokumentasian, sehingga peneliti mendapat hiburan kejiwaan ketika memasuki khazanah sastra lisan. Oleh karena itu, sastra lisan lebih menarik daripada sastra tulis karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang suka bersastra. Sastra lisan yang dimiliki setiap etnik di Nusantara berbeda-beda. Menurut Hutomo (1991:1) sastra lisan memiliki bentuk bermacam-macam, misalnya cerita rakyat, mantra, puisi, puji-pujian, syair, dan pantun. Ia merupakan warisan budaya nasional yang patut dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kehidupan masa
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6444
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2313]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository