Mitos dalam Upacara “Uang Panaik” Masyarakat Bugis Makassar
View/ Open
Date
2015Author
Rheny Eka Lestari
Sukatman
Mujiman Rus Andianto
Metadata
Show full item recordAbstract
Folklor merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan, salah satu ciri yang menonjol yang membedakan antara folklor dan kebudayaan yang lain adalah melalui cara penyebarannya. Cara penyebaran folklor ini dilakukan secara lisan. Kegiatan pengumpulan folklor ini banyak dilakukan, baik di pusat maupun di daerah. Pengumpulan folklor bertujuan untuk mencari identitas maupun suku bangsa yang terdapat di Indonesia. Perkawinan di Sulawesi Selatan yang sangat kental dengan adat Bugis Makassar dan dikenal sebagai salah satu perkawinan yang kompleks karena mempunyai rangkaian prosesi yang sangat panjang dan syarat-syarat yang sangat ketat ini tidak lepas dari budaya malu yang berlaku di suku Bugis Makassar yang disebut Budaya Siri’ na Pacce ( Bahasa Makassar) atau Siri’ na Pesse’ (Bahasa Bugis). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif etnografi. Sasaran penelitian ini adalah tentang mitos uang panaik masyarakat Bugis Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian ini ada tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian. Hasil pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa cerita mitos dalam upacara Uang Panaik bagi masyarakat Bugis Makassar berupa narasi yang menceritakan Kerajaan Gowa dan awal munculnya tradisi Uang Panaik
Collections
- SRA-Education [1352]