Show simple item record

dc.contributor.authorKukuh Kridantoro
dc.date.accessioned2013-12-09T01:32:45Z
dc.date.available2013-12-09T01:32:45Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM041810101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6348
dc.description.abstractSerangan dua hama berbeda yang menyerang buah pada pohon kakao merupakan proses kompetisi dari dua spesies yang saling berkompetisi mendapatkan makanan. Model kompetisi dua spesies yang diperkenalkan oleh Lotka dan Volterra antara tahun 1920-1930 secara umum dapat menggambarkan persaingan hama dalam mendapatkan makanan pada pohon kakao. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan parameter pada model kompetisi dua spesies sehingga dari model tersebut dapat diperoleh informasi mengenai dinamika kedua spesies yang saling berkompetisi dalam mendapatkan makanan pada pohon kakao sehingga jumlah dari kedua spesies tersebut dapat diprediksikan. Pohon kakao yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah pohon kakao milik PTPN X yang berada di daerah Arjasa, Jember. Tahapan pelaksanaan penelitian ini meliputi, pertama melakukan pengolahan data sekunder berupa jumlah dari hama helopeltis antonii dan hama kutu putih beserta jumlah buah yang terserang kedua hama tersebut. Kedua, mensubstitusikan nilai-nilai yang telah diperoleh dari pengolahan data ke dalam model kompetisi dua spesies. Ketiga, menganalisis kelakuan dinamik dari model kompetisi dua spesies. Hasil penelitian yang diperoleh adalah kelakuan dinamik dari kedua spesies yang menyerang ketiga pohon yang diamati hampir sama yaitu hama kutu putih memenangkan proses kompetisi yang terjadi pada pohon kakao ini sedangkan hama helopeltis antonii mengalami kepunahan. Hama kutu putih mempunyai koefisien pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan hama helopeltis antonii yang berarti bahwa hama kutu putih akan lebih cepat berkembangbiak dibandingkan vii dengan hama helopeltis antonii. Hama kutu putih memberikan pengaruh yang lebih kecil dibandingkan hama helopeltis antonii terhadap ketersediaan makanan yang ada. Dari ketiga persamaan Lotka-Volterra yang mewakili untuk masing-masing pohon semuanya mempunyai 3 titik tetap. Dari ketiga titik tetap tersebut hanya satu titik yang bersifat stabil. Titik yang bersifat stabil ini merupakan titik nodal sink, sedangkan dua titik lainnya merupakan nodal source dan saddle point. Titik nodal sink tersebut mewakili keberadaan hama kutu putih yang mencapai jumlah maksimumnya dan hama helopeltis antonii yang mengalami kepunahan. Dalam mencapai jumlah maksimumnya tiap pohon memiliki waktu yang berbeda, namun secara umum dapat dilihat bahwa hama kutu putih membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan hama helopeltis antonii. Kesimpulannya adalah model kompetisi dua spesies terdiri atas satu variabel linier dengan koefisien positif yang menyatakan koefisien pertumbuhan setiap spesies dan dua variabel tak linear yang menyatakan interaksi antar spesies. Dari model kompetisi dua spesies antara hama kutu putih dan hama helopeltis antonii pada ketiga pohon kakao yang diamati dapat disimpulkan bahwa hama kutu putih memenangkan proses kompetisi yang terjadi. Setiap model kompetisi dua spesies mempunyai 3 titik tetap, namun dari ketiga titik tetap tersebut hanya satu titik tetap yang bersifat stabil. Titik tetap yang bersifat stabil ini menyatakan keberadaan hama kutu putih yang mencapai jumlah maksimumnya sedangkan hama helopeltis antonii mengalami kepunahan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries041810101042;
dc.subjectKOMPETISI DUA SPESIES,HAMA TANAMAN KAKAOen_US
dc.titlePenerapan Model Kompetisi Dua Spesies pada Hama Tanaman Kakaoen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record