dc.description.abstract | Kurikulum 2013 menuntut peserta didik mampu berpikir kritis. Hal inilah yang menjadi dasar kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan inovatif agar peserta didik diharapkan dapat mengambil makna peristiwa sejarah yang sedang dipelajari. Fakta yang terjadi dilapangan menunjukkan peserta didik cenderung pasif dan kemampuan berpikir kritisnya kurang. Model pembelajaran yang digunakan kurang menfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat dipecahkan dengan menerapkan model pembelajaran Thinking Empowerment by Questioning (TEQ). Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sejarah menggunakan model Thinking Empowerment by Questioning (TEQ) pada peserta didik kelas XI IIS-2 SMAN Candipuro. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai bulan September 2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian kemampuan berpikir kritis peserta didik secara klasikal pada siklus 1 sebesar 49,53% dengan kategori kurang kritis, pada siklus 2 meningkat 14,37% menjadi 63,90% dengan kategori cukup kritis dan pada siklus 3 meningkat 12,97% menjadi 76,87% dengan kategori kritis. Pada siklus 1 hasil belajar kognitif memperoleh persentase 71,87%, pada siklus 2 meningkat 3,13% menjadi 75%, pada siklus 3 meningkat 6,25% menjadi 81,25%. Hasil belajar psikomotor pada siklus 1 sebesar 58,59%, pada siklus 2 meningkat 4,06% menjadi 62,65%, dan pada siklus 3 meningkat 6,25% menjadi 81,25%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Thinking Empowerment by Questioning (TEQ) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar sejarah pada peserta didik kelas XI IIS-2 SMAN Candipuro. | en_US |