dc.contributor.author | Hermin Widiastutik, Widiastutik | |
dc.contributor.author | Sugiyanto | |
dc.contributor.author | Kayan Swastika, Swastika | |
dc.date.accessioned | 2015-09-03T00:46:22Z | |
dc.date.available | 2015-09-03T00:46:22Z | |
dc.date.issued | 2014 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/63316 | |
dc.description.abstract | Subak dan museum subak merupakan Aset keunikan Budaya Bali. Subak sendiri merupakan organisasi pengairan tradisional bidang pertanian yang memiliki fungsi ganda. Sistem irigasi tradisional sebenarnya tidak hanya terdapat di Bali melainkan di berbagai belahan dunia. Subak menjadi sebuah sistem irigasi tradisional yang unik karena berkaitan erat dengan agama Hindu dan budaya setempat. Hubungan agama Hindu dan budaya masih sangat erat kaitannya dengan subak, sebab para petani setiap melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pertanian mereka akan melakukan ritual-ritual di Pure subak yang pelaksanaanya menggunakan hari-hari baik.Subak dan museum subak terletak di Desa Sanggulan Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan Propinsi Bali. Subak dan museum subak memiliki potensi untuk di jadikan obyek wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi subak dan musuem subaksebagai obyek wisata. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subak dan museum subak memiliki potensi sebagai obyek wisata. Subak memiliki tradisi yang sampai sekarang masih tetap ada walaupun subak sudah menggunakan alat-alat modern. Museum subak menyimpan benda-benda yang ada kaitanya dengan usaha tani serta kehidupan subak. | en_US |
dc.publisher | UNEJ | en_US |
dc.subject | subak dan museum subak sanggulan | en_US |
dc.subject | Desa Banjar Anyar | en_US |
dc.subject | obyek wisata | en_US |
dc.title | Subak dan Musuem Subak Sanggulan di Desa Banjar Anyar | en_US |
dc.type | Article | en_US |