Show simple item record

dc.contributor.authorFathur Rohman
dc.date.accessioned2013-12-08T07:49:26Z
dc.date.available2013-12-08T07:49:26Z
dc.date.issued2013-12-08
dc.identifier.nimNIM091810101004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6272
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara yang menjadi pertemuan tiga lempeng tektonik aktif di dunia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, dan lempeng Pasifik. Letak Indonesia yang menjadi pertemuan ketiga lempeng tersebut menyebabkan Indo nesia menjadi salah satu negara dengan jumlah gunung api terbanyak dan memiliki pusat pusat gempa bumi sehingga daerah-daerah di Indonesia dapat dikatakan sebagai daerah tektonik aktif. Daerah tektonik aktif adalah daerah rawan gempa. Pusat gempa bisa terjadi baik di darat maupun di dasar laut. Jika pusat gempa terjadi di dasar laut berpotensi mengakibatkan terjadinya tsunami . Weisstein & Trott viii Pada penulisan tugas akhir ini digunakan perhitungan numerik untuk memperoleh profil penjalaran gelombang tsunami, menggunakan metode RungeKutta orde empat. Akan tetapi sebelum menggunakan metode Runge-Kutta, terlebih dahulu digunakan metode beda hingga agar persamaan profil penjalaran gelombang tsunami yang pada awalnya merupakan persamaan diferensial parsial menjadi persamaan diferensial biasa. Simulasi penjalaran gelombang tsunami dilakukan dengan menggunakan fungsi Gaussian Bell sebagai keadaan awal tsunami dengan Amplitudo sebesar 0,005 Km dengan panjang gelombang 5 Km, yang disimulasikan secara dua dimensi dan tiga dimensi. Pada awal akan dicari profil umum dari gelombang tsunami, kemudian hubungan fluks debit dengan tinggi gelombang, waktu kedatangan gelombang pada bibir pantai dan yang terpenting adalah pengaruh penyusun materi dasar laut sebagai tujuan utama tugas akhir ini. Selain itu diamat i juga bentuk penjalaran gelombang secara dua dimensi dan tiga dimensi. Hasil simulasi penjalaran gelombang tsunami menunjukkan bahwa pada awalnya gelombang tsunami bergerak menurun. Setelah selang beberapa waktu gelombang tsunami bergerak naik. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa besar fluks debit pada awalnya berbanding terbalik dengan tinggi gelombang, akan tetapi pada suatu saat besar fluks debit menjadi berbanding lurus dengan tinggi gelombang. Hasil lain yang didapatkan bahwa gelombang tsunami dengan amplitudo 0.005 Km dan pusat gempa berjarak 25 Km dari bibir pantai akan mencapai bibir pantai dengan waktu tempuh 159,4 detik. Dalam penelitian ini juga didapatkan fakta bahwa materi penyusun dasar laut tidak mempengaruhi ketinggian gelombang tsunami.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091810101004;
dc.subjectSIMULASI PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMIen_US
dc.titleSIMULASI PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMI DENGAN VARIASI MATERI PENYUSUN DASAR LAUT MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record