SIMULASI PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMI DENGAN VARIASI MATERI PENYUSUN DASAR LAUT MENGGUNAKAN METODE RUNGE-KUTTA
Abstract
Indonesia merupakan negara yang menjadi pertemuan tiga lempeng tektonik
aktif di dunia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, dan lempeng Pasifik. Letak
Indonesia yang menjadi pertemuan ketiga lempeng tersebut menyebabkan Indo nesia
menjadi salah satu negara dengan jumlah gunung api terbanyak dan memiliki pusat pusat
gempa bumi sehingga daerah-daerah di Indonesia dapat dikatakan sebagai
daerah tektonik aktif. Daerah tektonik aktif adalah daerah rawan gempa. Pusat gempa
bisa terjadi baik di darat maupun di dasar laut. Jika pusat gempa terjadi di dasar laut
berpotensi mengakibatkan terjadinya tsunami .
Weisstein & Trott
viii
Pada penulisan tugas akhir ini digunakan perhitungan numerik untuk
memperoleh profil penjalaran gelombang tsunami, menggunakan metode RungeKutta
orde empat. Akan tetapi sebelum menggunakan metode Runge-Kutta, terlebih
dahulu digunakan metode beda hingga agar persamaan profil penjalaran gelombang
tsunami yang pada awalnya merupakan persamaan diferensial parsial menjadi
persamaan diferensial biasa.
Simulasi penjalaran gelombang tsunami dilakukan dengan menggunakan
fungsi Gaussian Bell sebagai keadaan awal tsunami dengan Amplitudo sebesar 0,005
Km dengan panjang gelombang 5 Km, yang disimulasikan secara dua dimensi dan
tiga dimensi. Pada awal akan dicari profil umum dari gelombang tsunami, kemudian
hubungan fluks debit dengan tinggi gelombang, waktu kedatangan gelombang pada
bibir pantai dan yang terpenting adalah pengaruh penyusun materi dasar laut sebagai
tujuan utama tugas akhir ini. Selain itu diamat i juga bentuk penjalaran gelombang
secara dua dimensi dan tiga dimensi.
Hasil simulasi penjalaran gelombang tsunami menunjukkan bahwa pada
awalnya gelombang tsunami bergerak menurun. Setelah selang beberapa waktu
gelombang tsunami bergerak naik. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa besar
fluks debit pada awalnya berbanding terbalik dengan tinggi gelombang, akan tetapi
pada suatu saat besar fluks debit menjadi berbanding lurus dengan tinggi gelombang.
Hasil lain yang didapatkan bahwa gelombang tsunami dengan amplitudo 0.005 Km
dan pusat gempa berjarak 25 Km dari bibir pantai akan mencapai bibir pantai dengan
waktu tempuh 159,4 detik. Dalam penelitian ini juga didapatkan fakta bahwa materi
penyusun dasar laut tidak mempengaruhi ketinggian gelombang tsunami.