EFEKTIVITAS FORMULASI BAKTERI BERBAHAN AKTIF Pseudomonas diminuta, Pseudomonas mallei, DAN Bacillus mycoides PADA BERBAGAI BAHAN PEMBAWA SEBAGAI BIONEMATISIDA UNTUK MENGENDALIKAN NEMATODA SISTA KENTANG (Globodera rostochiensis)
Abstract
Nematoda sista kentang (Globodera rostochiensis) merupakan nematoda
parasit utama pada tanaman kentang yang dapat mengurangi hasil panen hingga
80%. Pengendalian yang biasa dilakukan petani adalah dengan menggunakan
nematisida sintetik karena lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara
pengendalian lainnya. Salah satu upaya untuk meminimalisir penggunaan
pestisida kimia adalah dengan melakukan pengendalian hayati. Oleh karena itu
perlu dibuat nematisida yang ramah lingkungan dengan menggunakan agen hayati
berupa bakteri. Bakteri yang digunakan diperoleh dari tanah di daerah perakaran
tanaman kentang yang paling baik pertumbuhannya saat terserang nematoda.
Bakteri yang diperoleh yaitu Pseudomonas diminuta, Pseudomonas mallei, dan
Bacillus mycoides. Ketiga bakteri tersebut termasuk dalam kategori bakteri PGPR
dan juga merupakan bakteri pelarut fosfat. Hal yang paling penting dalam
kegiatan pembuatan nematisida adalah formulasi. Formulasi yang tepat dapat
menentukan suatu agen hayati dapat bertahan hidup dan mampu bekerja dalam
bahan pembawa yang tepat. Selain itu waktu penyimpanan formulasi dapat
menentukan masih ada atau tidaknya populasi bakteri sebagai agen hayati dalam
formulasi tersebut.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas dan viabilitas
formulasi bakteri yang berbahan aktif P. diminuta, P. mallei dan B. mycoides pada
berbagai bahan pembawa sebagai bionematisida untuk mengendalikan nematoda
sista kentang ( G. rostochiensis) yang merupakan nematoda parasit utama pada
tanaman kentang yang dapat mengurangi hasil panen hingga 80% serta untuk
mengetahui formulasi bionematisida mana yang paling efektif. Bakteri yang
digunakan merupakan bakteri PGPR yaang dapat melarutkan fosfat sehingga juga
vii
disebut bakteri pelarut fosfat. Penelitian dilaksanakan selama ± 6 bulan dimulai
bulan Mei 2014 hingga Oktober 2014 di lahan pertanaman kentang di desa
Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Batu, di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, dan di
Laboratorium Pengendalian Hayati, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
Bahan yang digunakan yaitu 6 formulasi bakteri diantaranya PDT, PMT, BMT,
PDTG, PMTG, dan BMTG, untuk diaplikasikan pada tanaman kentang di dalam
polybag yang diberi perlakuan sista terlebih dahulu. Penelitian ini menggunakan
rancangan percobaan RAK (Rancangan Acak Kelompok) menggunakan 6
perlakuan, 1 kontrol, dan 4 ulangan dengan parameter pengamatan pengamatan
terhadap tinggi tanaman, berat umbi, panjang akar, jumlah juvenil dalam 1 gram
akar, dan jumlah sista dalam 100 gram tanah serta pengamatan jumlah populasi
bakteri dalam formulasi selama 2 bulan penyimpanan yang dihitung setiap 10
hari, serta Formula bakteri disimpan selama 2 bulan dalam 2 bahan pembawa
berbeda yaitu, Talk dan Tepung Gambut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Formulasi bakteri P. diminuta, P.
mallei, dan B. mycoides dapat menurunkan secara nyata jumlah juvenil pada akar
tanaman kentang dan jumlah sista dalam tanah. Viabilitas formula bakteri yang
terbaik adalah formula yang disimpan dalam tepung gambut dan merupakan
perlakuan terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman, berat umbi, dan
menurunkan jumlah sista maupun jumlah juvenil dalam akar tanaman kentang.
Serta formulasi bakteri P. diminuta, P. mallei, dan B. mycoides berpengaruh tidak
nyata terhadap panjang akar tanaman kentang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]