dc.description.abstract | Tembakau Besuki Na-Oogst merupakan salah satu jenis tanaman
perkebunan. Berdasarkan sistem penanamannya tembakau cerutu besuki terdiri
dari tembakau tradisional, tembakau besuki tanam awal, dan tembakau bawah
naungan. Tembakau Besuki Na-Oogst Tanam Awal (BESNOTA) sebenarnya
merupakan komoditi yang menjanjikan dalam hal pendapatan petani. Hasil
produksi yang menurun, ditambah cuaca yang tidak menentu, dan juga petani
yang tidak mampu meningkatkan hasil tembakau Besuki Na-oogst Tanam Awal
(BESNOTA) dengan kualitas yang yang diinginkkan oleh perusahaan, serta
informasi terbaru yang susah didapatkan petani tembakau membuat perusahaan
eksportir membuat program kemitraan dengan petani tembakau. Tujuan dari
kemitraan ini tentunya untuk meningkatkan produksi tembakau Besuki Na-Oogst
Tanam Awal (BESNOTA). Salah satu tempat sentra produksi tembakau Besuki
Na-Oogst Tanam Awal (BESNOTA) adalah di Kecamatan Wuluhan dengan Desa
Kesilir dan Desa Tanjungrejo sebagai penghasil tertingginya. Akan tetapi di
Kecamatan Wuluhan masih ada banyak petani yang tidak mengikuti program
kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan eksportir yang salah satunya adalah
perusahaan PT.GMIT. Tujuan dari program kemitraan yang dilakukan perusahaan
PT.GMIT ini adalah bersama-sama untuk meningkatkan jumlah produksi
tembakau dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan pasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas mutu,
produksi tiap kualitas, pendapatan, dan efisiensi pemasaran dari petani mitra
PT.GMIT dengan petani non mitra yang ada di Kecamatan Wuluhan, utamanya di
Desa Kesilir dan Desa Tanjungrejo. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara
sengaja (Purposive Method) di Kabupaten Jember. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, analitis dan komparatif. Metode
pengambilan contoh dalam penelitian ini adalah dengan disproportionate random
sampling dan menghasilkan 30 orang responden petani mitra PT.GMIT dan 30
responden petani non mitra. Penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis
pendapatan, analisis uji beda, dan marjin pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perbedaan kualitas yang
dihasilkan ada pada rata-rata produksi tiap kualitasnya dan juga pada spesifikasi
pada tiap kualitasnya, pada kualitas Dekblad perbedaan terdapat pada spesifikasi
warna, ukuran panjang, keutuhan daun, posisi daun, kecacatan/kebersihan daun.
Pada daun tembakau kualitas Omblad perbedaan terdapat pada spesifikasi
kehalusan daun, keutuhan daun, dan kecacatan/kebersihan daun. Pada daun
tembakau kualitas Filler perbedaan kualitas daun tembakau terdapat pada
vii
spesifikasi warna dan tingkat kemasakan daun saat pemanenan. (2) terdapat
perbedaan produksi yang signifikan pada daun tembakau kualitas Dekblad dan
Omblad pada petani yang bermitra dengan PT. GMIT dan yang tidak bermitra,
sedangkan pada kualitas Filler tidak berbeda signifikan antara petani yang
bermitra dengan PT. GMIT dan yang tidak bermitra. Pendapatan dari petani mitra
dan non mitra terdapat perbedaan yang signifikan. (3) efisiensi pemasaran yang
paling efisien adalah pada saluran pemasaran nol tingkat pada semua kualitas
daun tembakau Besuki Na-Oogst Tanam Awal (BESNOTA). | en_US |