PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
Abstract
Fisika merupakan bagian dari IPA atau sains yang menerangkan fenomena dan
kejadian alam, serta berusaha memecahkan persoalannya melalui pengalaman dan
gambaran pikiran manusia. Hakikat belajar fisika pada kurikulum 2013 lebih
ditekankan untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan
dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata
pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian
kompetensi tersebut. Dengan kurikulum baru ini, guru akan mengajar dengan siswa
yang lebih aktif, siswa lebih “mencari tahu”, dari berbagai sumber pengahuan. Inilah
hakikat pendekatan pembelajaran saintifik, yang menjadi inti pembelajaran versi
Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum ini diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran fisika secara khusus. Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai
dengan hakikat fisika ialah strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide. Oleh
karena itu, diadakanlah penelitian mengenai penerapan strategi pembelajaran aktif
tipe prediction guide dalam pembelajaran fisika di SMA. Tujuan penelitian ini
adalah untuk: (1) Mendeskripsikan tingkat keterampilan proses sains siswa selama
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide dalam
pembelajaran fisika di SMA, dan (2) Mengkaji pengaruh penerapan strategi
pembelajaran aktif tipe prediction guide terhadap hasil belajar fisika siswa di SMA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan deskriptif, dengan tempat
penelitian ditentukan menggunakan metode purposive sampling area. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Jember. Penentuan sampel penelitian
vii
menggunakan metode cluster random sampling. Desain penelitian yang digunakan
adalah posttest-only control design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian 1 meggunakan analisis deskriptif dan hipotesis
penelitian 2 adalah Independent-Sample T-test dengan bantuan SPSS 17.
Hasil analisis deskriptif untuk menguji hipotesis penelitian 1, yaitu tingkat
keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe prediction guide tergolong dalam kategori baik, diperoleh
hasil keterampilan proses sains siswa dengan persentase skor rata-rata tertinggi
terletak pada 4 indikator yaitu membuat tabel, mengumpulkan dan mengolah data,
merangkai alat percobaan, dan menggunakan alat dan mengukur, yang memperoleh
skor 100 %, Sedangkan persentase skor rata-rata terendah diperoleh pada indikator
menjawab pertanyaan yaitu 21,29 %. Jika dikonsultasikan pada katagori tingkat
keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
prediction guide dapat dikatakan bahwa keterampilan proses sains siswa berada
dalam kategori baik karena berada pada rentang 75% sampai dengan 100 %. Hasil
analisis Independent-Sample T-test untuk menguji hipotesis penelitian 2 diperoleh
nilai Sig. sebesar 0,017. Penelitian ini menggunakan uji satu sisi (1-tailed) maka nilai
Sig. (p-value) dibagi 2 sehingga p-value sebesar 0,009. Karena Sig. (1-tailed) = 0.009
lebih kecil dari α = 0,05, maka sesuai kriteria pengujian pada bab 3, ditetapkan H
a
diterima dan H
0
ditolak, artinya rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan rata-rata hasil belajar fisika siswa kelas kontrol. Berdasarkan
analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1)
Keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan
strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide dalam pembelajaran fisika di SMA
dengan pokok bahasan gerak melingkar beraturan termasuk dalam kategori baik.,
dan (2) Strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar fisika siswa dalam pembelajaran fisika di SMA