Show simple item record

dc.contributor.authorDhila Joned
dc.date.accessioned2015-04-10T00:54:10Z
dc.date.available2015-04-10T00:54:10Z
dc.date.issued2015-04-10
dc.identifier.nimNIM110210302033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62270
dc.description.abstractAksara Jawa merupakan salah satu kebudayan Bangsa Indonesia yang bersifat adi luhung. Aksara Jawa banyak digunakan untuk mengabadikan kisah dari waktu ke waktu baik berbentuk prasasti maupun kitab-kitab kasusastraan. Perkembangannya aksara Jawa dilupakan oleh generasi muda penerus bangsa, sehingga aksara Jawa dapat dikatakan hampir punah. Permasaalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah Hasil penelitian ini menunjukkaan kebudayaaan India dipengaruhi oleh dua agama besar yaitu agama Hindhu dan agama Buddha. Ajaran Hindhu dan Buddha dalam perkembangnya mempengaruhi kehidupan masyarakat India, sehingga filosofis kebudayaan India berakar dari ajaran kedua agama tersebut. Tujuan akhir dari ajaran Hindhu adalah manusia dapat mencapai moksa, sedangkan tujuan akhir dari ajaran Buddha adalah manusia dapat mencapai nirwana. Filoosofis kebudayaan Jawa mengajarkan prinsip menjaga harmonisasi. Harmonisasi manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia viii dengan alam. Sangkan paraning dumadi merupakan filsafat Jawa yang membicarakan asal-usul dan tujuan segala sesuatu yang ada di dunia. Filosofis aksara Jawa oleh orang Jawa diimplementasikan dalam beberapa aspek yaitu Terciptanya aksara Jawa dapat dikaji dengan dua konsepsi yaitu konsepsi tradisional dan konsepsi ilmiah. Konsepsi tradisional menjelaskan aksara Jawa diciptakan oleh seorang raja yang berkuasa di Medhang Kamulan yang bernama Aji Saka. Aji Saka menciptakan aksara Jawa sebagai wujud kesedihan karena tragedi yang menimpa Dora dan Sembada. Konsepsi ilmiah menjelaskan aksara Jawa tercipta karena adanya local genius Bangsa Indonesia. Local genius Bangsa Indonesia terwujud karena adanya interaksi dengan Bangsa India sejak abad V. Aksara Jawa membutuhkan waktu lama untuk mencapai bentuk ha-na-cara-ka sampai nga. Aksara Jawa mengalami banyak perubahan terutama bentunya. Perubahan bentuk aksara dperkirakan terjadi karena adanya usur kesengajaan dari para cendikiawan kerajaan kemudian menyebar ke masyarakat luar kerajaan. Aksara Jawa memiliki banyak nilai filosofis. Aksara Jawa memaparkan sifat Tuhan melalui tokoh Semar. Aksara Jawa menggambarkn asal-usul manusia. Filosofis aksara Jawa juga dipelihatkan dalam Serat Sastra Gendhing dan Serat Chentini. Sandhangan dalam aksara Jawa memiliki makna yang berkaitan dengan sifat manusia.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries110210302033;
dc.subjectPerkembangan Aksara Jawa Di Indonesia Abad V-Abad XIXen_US
dc.titlePERKEMBANGAN AKSARA JAWA DI INDONESIA ABAD V–ABAD XIXen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record