• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Dentistry
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PENGARUH PERBEDAAN LAMA WAKTU DISTRESS KRONIS TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH OSTEOBLAS PADA TULANG ALVEOLAR TIKUS SPRAGUE DAWLEY

    Thumbnail
    View/Open
    Hayyu Rizky Nur Rahma - 111610101034_1.pdf (226.4Kb)
    Date
    2015-04-08
    Author
    HAYYU RIZKY NUR RAHMA
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Stres merupakan suatu fenomena yang dapat mengenai semua organisme dan dapat mengganggu kondisi fisik serta kesehatan mental. Menurut Selye (1982), stres yang bersifat patologis disebut dengan distress. Efek distress akan menyebabkan kerusakan sel-sel atau bisa juga menyebabkan apoptosis (kematian sel), salah satunya sel osteoblas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh perbedaan lama waktu distress kronis terhadap perubahan jumlah osteoblas pada tulang alveolar tikus Sprague dawley. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus Sprague dawley yang dibagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari Stres Fisik hari ke 0 (SPF 0), Stres Fisik 7 hari (SPF 1), Stres Fisik 14 hari (SPF 2) dan Stres Fisik 28 hari (SPF 4), yang diberi perlakuan berupa stresor rasa nyeri renjatan listrik dengan mengalirkan arus listrik 2-8 mA, tegangan 48V dan frekuensi 0,5 Hz selama 30 menit setiap hari. Renjatan listrik diberikan untuk menginduksi terjadinya distress kronis. Tikus dikorbankan pada hari ke 0, 7, 14, dan 28. Pengorbanan dilakukan menggunakan kloroform secara inhalasi. Rahang bawah tikus diambil dengan cara pembedahan, kemudian jaringan dilakukan prosesing histologi. Tahap pemrosesan jaringan dimulai dari tahap fiksasi menggunakan buffer formalin 10%, kemudian tahap dekalsifikasi menggunakan Ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA), kemudian dilakukan dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat, clearing menggunakan xylol, impregnansi, embedding, selanjutnya pemotongan jaringan. Preparat dicat menggunakan Hematoxilin Eosin (HE). Perubahan jumlah osteoblas dianalisis di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x. Hasil uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan p>0,05 yang berarti distribusi data normal. Hasil uji homogenitas data menggunakan Levene vii Test menunjukkan p= 0,181 (p>0,05) yang berarti data homogen. Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan α=0,049 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan signifikan antar kelompok. Hasil uji Least Significance Different (LSD) Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan hari ke 0 (SPF 0) dengan perlakuan hari ke 28 (SPF 4). Secara statistik tampak jumlah sel osteoblas terbanyak pada kelompok perlakuan hari ke 0 dan jumlah osteoblas paling sedikit terdapat pada kelompok perlakuan 28 hari. Pada kelompok perlakuan 7 hari jumlah osteoblas mengalami penurunan dibandingkan dengan kelompok perlakuan hari ke 0 namun tidak signifikan. Pada kelompok perlakuan 14 hari jumlah osteoblas mengalami peningkatan dibandingkan dengan kelompok perlakuan 7 hari, namun peningkatan ini juga tidak signifikan. Penurunan jumlah osteoblas pada hari ke 7 dibandingkan dengan hari ke 0 diduga karena distress kronis yang terjadi mengakibatkan terjadinya peningkatan hormon kortisol. Peningkatan hormon kortisol akan menyebabkan apoptosis osteoblas. Pada hari ke 14 terjadi peningkatan jumlah osteoblas, diduga sekresi kortisol menurun karena adanya feedback negative sehingga proses apoptosis tidak berlanjut. Pada hari ke 28 terjadi penurunan jumlah osteoblas yang signifikan (p<0,05) dibanding hari ke 0. Hal ini diduga paparan distress kronis selama 28 hari menyebabkan sekresi hormon kortisol meningkat secara signifikan sehingga terjadi proses apoptosis dan mengurangi jumlah osteoblas secara signifikan (p<0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa perbedaan lama waktu distress kronis mempengaruhi penurunan jumlah osteoblas pada tulang alveolar tikus Sprague dawley. Jumlah osteoblas yang paling tinggi terjadi pada hari ke 0, sedangkan jumlah osteoblas yang paling rendah terjadi pada hari ke 28.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62236
    Collections
    • UT-Faculty of Dentistry [2124]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository