SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN SEBARAN SEKOLAH DAN PEMERATAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN JEMBER DENGAN METODE TOPSIS AHP
Abstract
Masyarakat merupakan modal dasar pembangunan bagi suatu negara sedangkan
pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan masyarakat suatu bangsa.
Oleh karena itu pemerataan pendidikan bagi masyarakat merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak meratanya
kesempatan memperoleh pendidikan di suatu daerah merupakan salah satu faktor
penyebab kesenjangan pemerataan pendidikan di suatu daerah. Persebaran sekolah dan
pemerataan pendidikan di Kabupaten Jember saat ini belum dipetakan secara digital
sehingga pengawasan terhadap perkembangan pendidikan masih kurang dapat
dipantau secara mudah. Perlu adanya sistem informasi pendidikan di Kabupaten
Jember untuk melihat persebaran sekolah dan pemerataan pendidikan. Metode yang
digunakan dalam analisa pemerataan pendidikan pada penelitian ini adalah Technique
for Orders Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dan Analytical
Hierarchy Process (AHP). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui nila i
pemerataan pendidikan di Kabupaten Jember serta merancang dan menghasilkan SIG
pemetaan sebaran sekolah dan pemerataan pendidikan dengan menggunakan metode
TOPSIS AHP yang dapat digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan dalam
upaya mewujudkan pemerataan pendidikan di Kabupaten Jember.
Metode TOPSIS digunakan dalam proses analisa pemerataan pendidikan
sedangkan AHP digunakan dalam penentuan bobot kriteria yang merupakan input
dalam proses analisa dengan metode TOPSIS. Kriteria yang digunakan dalam analisa
pemerataan pendidikan merupakan indikator pendidikan yang terdiri dari Angka
Partisispasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Sekolah
viii
(APS), Angka Menyelesaikan Sekolah (AMS), Angka Melanjutkan (AM), dan Ratio
Murid/Sekolah.
Analisa yang dilakukan menghasilkan nilai pemerataan pendidikan untuk
masing- masing kecamatan yang merupakan prosentase dari nilai preferensi.
Berdasarkan data dummy yang digunakan dapat dikatakan bahwa dalam kasus ini
pemerataan pendidikan belum terlaksana dengan baik dan kecamatan dengan nila i
pemerataan pendidikan yang rendah memerlukan penanganan untuk mewujudka n
pemerataan pendidikan.