PENGARUH DOSIS PUPUK N DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG SEMI (BABY CORN)PADA SISTEM AGROFORESTRY TANAMAN KARET MUDA
Abstract
Pengaruh Dosis Pupuk N dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Jagung Semi (Baby Corn) Pada Sistem Agroforestry Tanaman
Karet Muda. Nanang Zakariyanto. 101510501104. Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.
Jagung semi (baby corn) adalah jagung biasa yang dimanfaatkan sebagai
sayuran dan dipanen saat tongkol jagung masih muda, yaitu sebelum tongkol
mengalami pembuahan (fertilisasi) dan masih lunak. Standar codex untuk jagung
semi kaleng, yaitu kisaran panjang tongkol 5-12 cm untuk semua kelas dengan
diameter tongkol 1-2 cm (Siagian dan Harahap, 2001). Dewasa ini jagung semi
(baby corn) memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga penjualan jagung semi
tidak hanya di pasar tradisional, tetapi juga dijual di swalayan-swalayan (Elly et
al., 2013).
BPS Jatim (2014), memaparkan bahwa permintaan pasar dalam negeri
terhadap jagung semi (baby corn) pada provinsi Jawa Timur tahun 2014 adalah
sebesar 3,67 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 17,98 ribu ton (0,49
persen) dibanding tahun 2013. Untuk memenuhi permintaan jagung semi (baby
corn) yang terus meningkat maka para petani melakukan budidaya jagung semi
secara khusus. Subandi dan Manwan (1990), menyatakan bahwa suatu varietas
dikatakan unggul apabila dapat memberikan hasil tinggi, memiliki stabilitas hasil,
tahan terhadap hama dan penyakit serta tahan terhadap lingkungan yang ekstrim.
Menurut Engelstad (1997), produksi tanaman yang tinggi dapat dicapai
melalui dua cara, pertama secara ekstensifikasi yaitu memperluas daerah pertanian
dengan jalan membuka daerah-daerah baru dan mengusahakan sebagai lahan
pertanian, kedua dengan intensifikasi yaitu meningkatkan daya hasil tiap satuan
luas tertentu suatu areal melalui penerapan teknologi baru diantaranya pemakaian
pupuk yang tepat dan pengaturan jarak tanam.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi dosis
pupuk N dengan jarak tanam terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung
semi (baby corn) pada sistem agroforestry tanaman karet muda, mengetahui
pengaruh dosis pupuk N terbaik terhadap pertumbuhan tanaman produksi jagung
viii
semi (baby corn) pada sistem agroforestry tanaman karet muda, dan mengetahui
pengaruh jarak tanam terbaik terhadap pertumbuhan tanaman produksi jagung
semi (baby corn) pada sistem agroforestry tanaman karet muda.
Percobaan dilakukan di Perkebunan Gunung Terong, Kecamatan
Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi dengan ketinggian tempat 400 mdpl. Percobaan
menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan pola dasar Rancangan Acak
Kelompok dengan 3 kali ulangan. Petak utama terdiri dari 3 taraf yaitu jarak
tanam 50 x 15 cm (J1), jarak tanam 50 x 20 cm (J2), dan jarak tanam 50 x 25 cm
(J3). Dan anak petak terdiri dari dosis pupuk N yang terdiri atas 4 taraf yaitu dosis
N0 (0 kg/ha urea atau 0 kg/ha nitrogen), N1 (300 kg/ha urea atau 135 kg/ha
nitrogen), N2 (400 kg/ha urea atau 180 kg/ha nitrogen), dan N3 (500 kg/ha urea
atau 225 kg/ha nitrogen). Data penelitian dianalisis dengan analisis varian apabila
berbeda nyata diuji dengan jarak berganda Duncan (α, 5%).
Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan jarak tanam dengan taraf
J1 (50 x 15 cm), J2 (50 x 20 cm), dan J3 (50 x 25 cm) berat basah batang tanaman
jagung terbaik diperoleh dengan pemberian pupuk dengan perlakuan dosis N3
(225 kg/ha) yang hasilnya masing-masing 385,98 g, 420,66 g, dan 445,84 g.
Sedangkan produktivitas hijauan tanaman jagung menunjukkan pada perlakuan
jarak tanam dengan taraf J1 (50 x 15 cm) atau 133.333 tanaman/ha, J2 (50 x 20
cm) atau 100.000 tanaman/ha, dan J3 (50 x 25 cm) atau 80.000 tanaman/ha
produktivitas hijauan tanaman jagung terbaik diperoleh dengan pemberian pupuk
dengan perlakuan dosis N3 (225 kg/ha) yang hasilnya masing-masing 51,46
ton/ha, 42,07 ton/ha, dan 35,67 ton/ha.
Pada perlakuan jarak tanam menunjukkan bahwa produktivitas tongkol
jagung semi terbaik pada perlakuan J1 (jarak tanam 50 x 15 cm atau 133.333
tanaman/ha) dengan rerata 2,62 ton/ha, dan kemudian diikuti perlakuan J2 (jarak
tanam 50 x 20 cm atau 100.000 tanaman/ha) dengan rerata 2,19 ton/ha, sedangkan
rerata terendah pada perlakuan J3 (jarak tanam 50 x 25 cm atau 80.000
tanaman/ha) dengan rerata 1,88 ton/ha.
Pada perlakuan dosis pupuk N menunjukkan bahwa produktivitas
tongkol jagung semi terbaik pada perlakuan N3 (225 kg/ha) dengan rerata 2,46
ix
ton/ha, dan kemudian diikuti perlakuan N2 (180 kg/ha) dengan rerata 2,31 ton/ha,
dan diikuti perlakuan N1 (135 kg/ha) dengan rerata 2,16 ton/ha sedangkan rerata
terendah pada perlakuan N0 (0 kg/ha) dengan rerata 1,99 ton/ha.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]