PENGARUH NIKOTIN SELAMA ORGANOGENESIS AWAL TERHAOAP ORGAN EKSTERNAL PRALAHIR MENCIT ALBINO (mus musculus) SWISS WEBSTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
Abstract
Nikotin merupakan salah satu zat krmia yang terdapat di dalarn asap rokok
dan di duga kuat merupakan suatu zat yang berstfat teratogen. tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh nikotin sclama organogenesis awal terhadap organ
ekternal pralahir mencit albino (Mus musculus) Swiss Webster dan untuk mengetahui
umur kebuntingan yang paling rentan terhadap pemberian nikotin yang dapat
memunculkan kelainan ekstemal serta untuk mengetahui kelaman perkembangan
seperti kelainan ekstemal yang muncul, dapat dipakai scbagai swnber belaJar brolog1.
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Pendidikan B10logi Fakultas Keguruan dan
flmu Pendidikan dan juga di laboratorium Zoologi Fakultas MIPA Universitas
Jember, mulai bulan November 1999-.lanuari 2000. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah RAL dan data dianalisis dengan menggunakan Uji "Wilcoxon runk
sum test", sedangkan pemanfaatan sumber belajar dengan menggunakan 6 kriteria
sumber belajar menurut "Djohar". Nikotin dilarutkan di dalam aquabidestllata steril
yang diberikan dengan dosis tunggal pada umur kebuntingan 7. 9 dan 11 hari. Nikotin
diberikan secara intraperitoneal dengan dosis 6, 12, dan 18 mg/kg b b. Mencit kontrol
hanya diberi aquabidestilata streril. Mencit dibunuh dan dibedah pada umur
kebuntingan 18 hari. Kemudian dilakukan pengamatan dan penghitungan terhadap
fetus yang mengalami kelainan ekstemal Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
nikotin menyebabkan kelainan eksternal berupa mata terbuka dan ektrodakttiL
Prasentasc fetus dengan mata terbuka berbeda sangat nyata dari kontrol pada umur
kebuntingan 7 hari (dosis 12 dan 18 mg/kg b.b) dan pada umur kebuntingan 9 hari
(dosis 18 mg/kg b.b). Sedangkan pada umur kebuntingan 11 hari (dosis 12 dan 18
mg/kg b.b) cenderung berbeda nyata dari kontrol Presentase fetus yang mengalami
kelainan yang berupa ektrodaKtili berbeda sangat nyata pada umur kebuntmgan 7
hari (dosis 12 dan 18 mg/kg b.b) dan umur kebuntingan 9 hari (dosis 18 mg/kg b.b.),
sedangkan umur kebuntingan 11 hari cenderung meningkat dari kontrol. Presentase
kelainan eksternal yang paling tinggi terjadi pada umur kebuntingan 7 hari terutama
pada dosis 18 mg/kg berat badan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nikotin
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah dan macam kelainan eksternal
yang muncul dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi di SMU kelas 11
cawu 1 pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan hewan.
Collections
- UT-Faculty of Law [6243]