ANALISIS RANTAI PASOKAN (SUPPLY CHAIN) KOMODITAS CABAI MERAH BESAR DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Terdapat 12 mata rantai yang
berperan aktif dalam rantai pasokan komoditas cabai merah besar di Kabupaten
Jember; (2) Aliran produk dalam rantai pasokan komoditas cabai merah besar di
Kabupaten Jember dapat dibedakan menjadi dua macam aliran, yaitu aliran
produk berupa buah cabai merah besar dan aliran produk berupa produk olahan
cabai merah besar dalam bentuk bumbu bali kemasan; (3) Aliran Informasi dalam
rantai pasokan komoditas cabai merah besar di Kabupaten Jember juga terbagi
menjadi dua macam aliran, yaitu aliran informasi secara horizontal yang terjadi
diantara sesama petani cabai dan aliran informasi secara vertikal yang terjadi pada
setiap mata rantai yang terlibat dalam rantai pasokan cabai merah besar di
Kabupaten Jember; (4) Aliran keuangan dalam rantai pasokan komoditas cabai
merah besar di Kabupaten Jember dibedakan menjadi 12 macam aliran dimana
dalam aliran keuangan tersebut, sistem transaksi pembayaran yang digunakan
selama proses distribusi sangat mempengaruhi kinerja dari setiap mata rantai; (5)
Proses pengolahan cabai merah besar menjadi bumbu bali kemasan mampu
memberikan nilai tambah Rp 34.117,19/kg atau 44,42% dari nilai produk; (6)
Rantai pasokan komoditas cabai merah besar di Kabupaten Jember terdiri dari 6
macam saluran yang mendistribusikan produk berupa buah cabai merah besar
dalam bentuk buah segar dan satu distribusi produk olahan cabai merah besar
dalam bentuk bumbu bali kemasan; (7) Saluran distribusi yang terdapat pada
rantai pasokan komoditas cabai merah besar di Kabupaten Jember adalah efisien
jika dilihat dari: a) Nilai share keuntungan yang diperoleh pada setiap saluran
lebih besar bila dibandingkan dengan share biaya (ski > sbi) dan; b) Nilai share
bagian harga yang diterima oleh setiap mata rantai dinilai adil atau proporsional
sesuai dengan fungsi yang dilakukan setiap mata rantai; (8) Masih terdapat
saluran distribusi yang belum efisien bila dilihat dari nilai pangsa produsennya
(PS) yang kurang dari 70%. Saluran-saluran distribusi tersebut terdiri dari: a)
Saluran 1 (PS: 58,33%), yaitu merupakan saluran antara petani dengan lembaga
kemitraan; b) Saluran 4 (PS: 62,67%), Saluran 5 (PS: 69,59%) dan Saluran 6 (PS:
61,74%), dimana ketiga saluran tersebut dapat dikatakan memiliki rantai saluran
yang panjang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]