Show simple item record

dc.contributor.authorAfrilia Sulistiowati
dc.date.accessioned2013-12-07T05:46:34Z
dc.date.available2013-12-07T05:46:34Z
dc.date.issued2013-12-07
dc.identifier.nimNIM090110201043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6023
dc.description.abstractNovel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer: Kajian Stilistika; Afrilia Sulistiowati, 090110201043; 2009: 91 halaman; Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Jember. Novel Gadis Pantai secara garis besar merupakan gambaran umum tentang pola tingkah laku priyayi mayarakat Jawa. Gambaran priyayi Jawa tersebut merupakan kritikan terhadap bentuk feodalisme Jawa yang tergambar dalam setiap bentuk tradisi yang dilakukan oleh para priyayi. Hal tersebut merupakan gambaran hedonisme para priyayi pada zamannya. Gambaran tradisi priyayi Jawa dalam novel ini tergambar dengan jelas dalam setiap tuturan teks. Hal tersebut tidak terlepas dari penyajian struktur cerita (judul, tema, tokoh, latar) yang saling membangun dalam satu kesatuan isi cerita. Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu mendeskripsikan kajian struktural dan mendeskripsikan kajian stilistika novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Metode yang digunakan dalam penganalisisan ini adalah pendekatan struktural dan kajian Stilistika. Pendekatan struktural dapat mengungkapkan unsur-unsur yang ada dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Pendekatan struktural yang digunakan meliputi: Judul, tema, penokohan dan perwatakan serta latar atau setting. Judul Gadis Pantai menunjukkan tokoh utama yaitu Gadis Pantai. Karena membutuhkan waktu penceritaan paling banyak dan sering dikenai permasalahan atau konflik dengan tokoh yang lain. Tema mayor novel Gadis Pantai adalah perbedaaan status sosial berdampak kesenjangan. Tema minor dalam novel Gadis Pantai adalah kekuasaan “membutakan vii hati nurani” seorang penguasa, dan ketidakberanian melawan kekuasaan yang semena-mena berakibat penyesalan. Tokoh dalam novel Gadis Pantai terdiri atas tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama dalam novel Gadis Pantai adalah Gadis Pantai. Tokoh bawahan terdiri dari Bendoro, bapak Gadis Pantai, ibu Gadis Pantai, dan Mardinah. Tokoh Gadis Pantai, bapak Gadis Pantai, dan Mardinah berwatak round character Tokoh Bendoro dan ibu Gadis Pantai berwatak flat character . Latar yang ada dalam novel Gadis Pantai meliputi latar tempat, lingkungan kehidupan, sistem kehidupan, latar alat dan waktu terjadinya peristiwa. Latar tempat meliputi dua latar yaitu kampung nelayan dan rumah Bendoro. Lingkungan kehidupan mengarah pada lingkungan kehidupan kampung nelayan dan rumah Bendoro. Sistem kehidupan meliputi kampung nelayan yang sederhana dan kehidupan golongan priyayi yang berkuasa. Latar alat yang digunakan dalam novel Gadis Pantai diantaranya obor, lampu, peralatan alat makan, dan sebagainya. Waktu terjadinya peristiwa meliputi pagi, sore, malam dan abad. Bahasa Figuratif disebut juga permajasan. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Gadis Pantai meliputi majas perbandingan diantaranya majas simile, majas metafora, majas aligori, majas personifikasi, majas sinekdoke, majas asosiasi, majas hiperbola, majas onomatope dan majas eponim. Majas penegasan meliputi majas repetisi, majas pleonasme, majas antiklimaks, dan majas asidenton. Majas pertentangan yang dibahas yaitu majas antitesis. Majas sindiran meliputi majas ironi, dan majas sarkasme. Tuturan idiomatik dalam suatu kajian stilistika termasuk dalam ranah bahasa figuratif diantaranya frasa “bunga kampung”, frasa “kuda kacang”, frasa “keras berpikir”, dan frasa “angkat bahu”.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090110201043;
dc.subjectGADIS PANTAIen_US
dc.titleNOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER: KAJIAN STILISTIKAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record