ANALISIS POLA HUBUNGAN LEMBAGA KEUANGAN TRADISIONAL PENGAMBA’ DAN NELAYAN DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER (Studi Kasus Desa Puger Kulon dan Puger Wetan)
Abstract
Analisis Pola Hubungan Lembaga Keuangan Tradisional Pengamba’ dan
Nelayan di Wilayah Pesisir Puger Kabupaten Jember (studi kasus Desa Puger
Kulon dan Puger Wetan); Khamidah Nur W; 2010; 68 Halaman; Jurusan Ilmu
Ekonomi dan studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Suatu bentuk kebijakan yang di anggap tepat dan strategis dalam upaya
pembangunan wilyah di Indonesia adalah kebijakan ekonomi lokal. Yaitu kebijakan
pembangunan di daerah yang didasarkan pada pengembangan sektor-sektor yang
menjadi prioritas unggulan dalam aktifitas ekonomi masyarakat lokal. Pada wilayah
di Jawa Timur, sektor perikanan juga menjadi salah satu sektor potensial.
Pemanfaatan Sumber Daya kelautan diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
suatu wilayah, khususnya diwilayah pesisir yang hingga saat ini tingkat
kemiskinannya masih cukup tinggi.
Salah satu penyebab masih tingginya tingkat kemiskinan di wilayah pesisir
antara lain disebabkan oleh: tehnologi yang kurang memadai, rendahnya tingkat
berusaha masyarakat, dan terutama masalah permodalan. Sulitnya memperoleh modal
untuk mencari ikan menyebabkan wilayah di sekitar pesisir tingkat pendapatannya
rendah. Meskipun telah banyak lembaga-lembaga keuangan formal di wilayah
tersebut, tetapi masih dianggap belum menyentuh masyarakat lapisan bawah seperti
para nelayan buruh. Di wilayah pesisir Puger lembaga keuangan yang dianggap
mampu mengambil peranan penting dalam perekonomian pada wilayah terebut
adalah pedagang perantara atau yang sering disebut pengamba‟. Pada kenyataanya
banyaknya nelayan meminjam modal kepada pengamba‟ disamping kekurangan
modal, umumnya jenis jenis kredit informal seperti pengamba‟ prosedurnya mudah,
tanpa agunan, dan dapat langsung diperoleh setiap saat. Lembaga keuangan
tradisional juga mampu menciptakan kesempatan berusaha, hingga mampu
menciptakan nilai tambah secara wilayah sangat besar. Oleh karena itu peneliti ingin
meneliti peran lembaga keuangan tradisional pengamba‟ di Wilayah Pesisir Puger
Kabupaten Jember. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana
pola hubungan lembaga keuangan pengamba‟ terhadap aktifitas nelayan, (2) untuk
mengetahui seberapa besar penciptaan nilai tambah bruto nelayan dengan adanya
pengamba’. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya ekonomi keuangan mikro yang bersifat kelembagaan
tradisional dan juga dapat memberikan kontribusi kebijakkan keuangan maupun
pemberdayaan wilayah. Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif,
jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
survei langsung ke daerah penelitian yaitu kepada pengamba‟ dan nelayan dengan
cara wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian empiris
sebelumnya. Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
analisis nilai tambah bruto digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pengamba‟ terhadap pertumbuhan ekonomi di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan.
Hasil analisis data dengan menggunakan nilai tambah bruto bahwa pengaruh
pengamba‟ terhadap perekonomian masyarakat nelayan di Desa Puger Kulon dan
Puger Wetan telah mampu meningkatkan pendapatan nelayan yang tidak menentu,
meskipun ada proses pemotongan yang diterima nelayan atas proses peminjaman
kepada Pengamba’. Namun tidak mengurangi pendapatan secara keseluruhan yang
diterima nelayan. Sedangkan pola hubungan ekonomi nelayan dengan pengamba‟
dalam jangka panjang akan menguntungkan pengamba‟ namun pada nelayan ada
ketergantungan yang tinggi kepada lembaga keuangan pengamba‟ sehingga secara
tidak langgsung akan merugikan nelayan. Oleh karena itu perlu adanya peran
pemerintah untuk mengurangi ketergantungan nelayan kepada pengamba’, salah
satunya dengan adanya kebijakan keluar masuknya pedagang luar ke wilayah pesisir
Puger Kulon dan Puger Wetan.