UJI KEMAMPUAN GUANO SEBAGAI AGEN PENGKHELAT LOGAM Pb DAN Cu PADA TANAH TERCEMAR
Abstract
Hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak terjadi interaksi antara guano
dengan logam. Pada uji Duncan 5% menunjukkan pemberian dosis guano dan
perlakuan logam berbeda tidak nyata. Nilai persentase pengkhelatan logam oleh
guano 100 g lebih tinggi dibandingkan dosis guano 200 g. Pemberian dosis guano
100 g lebih efisien dibandingkan dosis guano 200 g karena mampu menurunkan
pencemaran. Besarnya persentase pengkhelatan logam oleh guano tidak
berbanding terbalik dengan serapan logam berat dalam jaringan tanaman dan nilai
BAF (Bioaccumulation factor). Pemberian guano tidak meningkatkan nilai pH
tanah karena adanya pengaruh penggunaan larutan artifissial logam. Akibatnya,
kandungan P tersedia belum optimum. Hal ini juga berdampak pada biomassa
tanaman kangkung darat (Ipomoae reptans poir) yang hasilnya ≤ 1,00 gr/tanaman.
Gejala visual yang tampak pada tanaman diantaranya kenampakan daun dan
batang tanaman terlihat kecil dan panjang, tidak terlihat klorosis, dan masih
terlihat hijau. Tanaman mampu menyelesaikan siklus hidupnya dengan paparan
konsentrasi logam yang tinggi. Hal ini dikarenakan tanaman kangkung darat
(Ipomoae reptans poir) merupakan tanaman hiperakumulator logam Pb dan Cu.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Aplikasi pupuk guano pada
tanah tercemar limbah logam berat seperti Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) dapat
menurunkan tingkat cemaran. Pemberian dosis guano 100 g lebih efisien
mengkhelat logam Pb dan Cu sebesar 90,20 % dan 65,55% dibandingkan dengan
dosis guano 200 g. (2) Tidak adanya interaksi antara faktor perlakuan dosis guano
dan jenis logam. (3) Besarnya persentase pengkhelatan logam oleh guano tidak
berbanding terbalik dengan kandungan serapan logam dalam jaringan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]