Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi dan Kekritisan Lahan di Sub Daerah Aliran Sungai Dinoyo Kabupaten Jember
Abstract
Semakin terbatasnya lahan pertanian dan jumlah penduduk yang semakin
bertambah, mendorong pengalihfungsian lahan serta pemanfaatan lahan miring di
Kawasan Sub DAS Dinoyo. Penelitian tentang “Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi
dan Kekritisan Lahan” dilaksanakan mulai bulan oktober 2012-November 2013.
Wilayah Sub DAS Dinoyo merupakan lahan datar hingga perbukitan dengan
penggunaan lahan mulai hutan lindung, perkebunan, serta tegalan. Kemiringan
lereng berkisar antara 6% - 57%, ketinggian tempat antara 100 - 2100 mdpl. Total
luas area 5.240,68 hektar, serta curah hujan rata-rata sebesar 2348.66 mm/th.
Termasuk tipe iklim A dengan nilai Q = 7.24 %, berarti relatif sangat basah
dengan curah hujan yang relatif tinggi. Penentuan tingkat bahaya erosi
menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation), untuk penentuan
kekritisan lahan menggunakan metode skoring. Pengambilan contoh tanah
berdasarkan peta satuan lahan pada kedalaman 0 - 30 cm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat bahaya erosi di Sub DAS Dinoyo yang termasuk
sangat berat dari total luas lahan adalah sebesar 0,67% dengan penggunaan lahan
tegalan pada kemiringan lereng 10%, kategori sedang sebesar 14,71%
penggunaan lahan hutan, semak, dan tegalan pada kemiringan lereng berkisar 46,6
% - 49,94 %, ringan sebesar 43,96 % penggunaan lahan hutan dan perkebunan
pada kemiringan lereng 12%, serta sangat ringan sebesar 40,66 % penggunaan
lahan hutan, perkebunan dan sawah pada kemiringan lereng berkisar 6% -
34,88%. Sedangkan tingkat kekritisan lahan di Sub DAS Dinoyo yang termasuk
dalam tingkat kritis dari total luas lahan adalah sebesar 0,67 %, agak kritis 32,9
%, potensial kritis 21,35 %, dan tidak kritis sebesar 45,08 %.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]