PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 PANARUKAN TAHUN AJARAN 2013/2014
Abstract
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pokok bahasan
Teorema Pythagoras, bagaimana aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada pokok
bahasan Teorema Pythagoras, dan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah
pelaksanaan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) pada sub
pokok bahasan Teorema Pythagoras Kelas VIII-B SMP Negeri 3 Panarukan tahun
ajaran 2013-2014.
Subjek penelitian ini ditetapkan pada kelas VIII-B SMP Negeri 3 Panarukan
semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 30 dan terdiri atas 18
siswa laki-laki serta 12 siswa perempuan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus
terdapat 2 kali pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat empat
langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini meliputi wawancara,
dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis data dilakukan pada hasil observasi
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil tes.
Observasi aktivitas guru pada setiap siklus dilakukan untuk memperoleh
persentase aktivitas guru selama penerapan pembelajaran model Aptitude Treatment
Interaction (ATI). Berdasarkan hasil observasi, persentase aktivitas guru mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Seperti pada persentase aktivitas guru,
persentase aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan hasil analisis terhadap tes hasil belajar siswa pada siklus I da
siklus II, diperoleh persentase Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I
sebesar 53,33%, sedangakan pada siklus II persentase ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 80,00%. Berdasarkan analisis hasil belajar siswa dapat disimpulkan
bahwa hasil tes akhir siklus II mengalami peningkatan dibandingkan hasil belajar
siklus I. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar tes siklus II sudah memenuhi ketuntasan
secara klasikal. Dengan demikian ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 26,67%.