FORTIFIKASI DAUN JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) MENGGUNAKAN GLISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ULAT SUTERA LIAR (Cricula trifenestrata Helf.)
Abstract
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2014 di Laboratorium
Pendidikan Biologi Gedung III FKIP Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok perlakuan yang terdiri
dari P0 (perlakuan kontrol), P1 (konsentrasi glisin 250 ppm), P2 (konsentrasi glisin
500 ppm) dan P3 (konsentrasi glisin 750 ppm) dengan 3 kali pengulangan. Masingmasing
pengulangan terdiri dari 10 ekor larva sehingga total larva ulat sutera yang
dibutuhkan sebanyak 120 ekor. Data yang diperoleh yaitu berat larva, panjang larva,
lama perkemangan larva, jumlah telur, bentangan sayap imago, berat kokon, berat
kulit kokon, dan mortalitas. Analisis data yang digunakan adalah ANOVA untuk
mengetahui pengaruh fortifikasi glisisn pada pakan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ulat sutera liar (Cricula trifenestrata Helf). Hasil uji ANOVA yang
signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan dari masingmasing
perlakuan.
Hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa,
Fortifikasi glisin pada daun pakan Criculla trifenestrata Helf berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan dengan hasil tertinggi pada kosentrasi 750 ppm,
untuk rerata berat larva (10,1053 g), panjang instar (5,6 cm), berat kokon (0,0968 g),
berat kulit kokon (0,0638 g), lama pertumbuhan instar (4 hari), lama imago (5 hari),
dan jumlah telur yang dihasilkan (1,4 butir), sedangkan untuk mortalitas tertinggi
pada perlakuan kontrol sebesar (5,42 %), dan pada bentangan sayap hasil tertinggi
pada perlakuan 500 ppm sebesar (5,13 cm)
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa konsentrasi glisin yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan C. trifenestrata Helf. yang maksimal
adalah perlakuan 750 ppm. Berdasarkan hasil analisis untuk keseluruhan parameter
yang diamati perlakuan menggunakan konsentrasi glisin 750 ppm terjadi
perkembangan dan petumbuhan semakin cepat, dan hasil kokon yang didapat
semakin meningkat, dan mortalitas rendah.