Show simple item record

dc.contributor.authorRAFLI ZULFIKAR
dc.date.accessioned2014-10-29T08:04:02Z
dc.date.available2014-10-29T08:04:02Z
dc.date.issued2014-10-29
dc.identifier.nimNIM090910101050
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/59721
dc.description.abstractHasil Penelitian ini menunjukkan bahwa oligarki di era demokrasi pada pemerintahan Gloriya Maccapgal Arroyo mengikuti alur dari OCP yaitu terjadi desentralisasi oligarki. Tidak hanya terjadi pada presiden Arroyo dan Kroni, Oligarki juga terjadi pada parlemen dan pemerintahan lokal. Oligarki pada parlemen terjadi salah satunya dengan politik pork barelyaitu dana aspirasi yang diselewengkan melalui kontraktor fiktif sedangkan pada pemerintahan lokal, oligarki terjadi karena kuatnya dinasti di daerah serta memonopoli kekerasaan seperti yang terjadi pada daerah Mindanau. Setidaknya dapat dipetakan menjadi dua bentuk oligarki, pertama oligarki politik dimana hampir sebagian besar pimpinan partai, senator, konggres serta presiden adalah berasal dari politik dinasti. Kedua, oligarki ekonomi yaitu kebijakan privatisasi dan liberalisasi ternyata tidak menghasilkan pemerintahan yang baik (good governance) sesuai dengan cita-cita diadopsinya penyesuaian struktural oleh IMF dan Word Bank. Penyesuaian struktural terutama privatisasi menjadi mekanisme transfer kepemilikan yang semula dikuasasi oleh negara menjadi dikuasai oleh oligarki. Pada pemerintahan Arroyo, 31 persen ekonomi Filipina dikuasai oleh 40 konglomerat Filipina selebihnya berasal dari rakyat. Hal ini menandakan ketimpangan yang besar karena oligarki.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090910101050;
dc.subjectKEKUASAAN OLIGARKI, DEMOKRATISASI, FILIPINAen_US
dc.titleKOMPLEKSITAS KEKUASAAN OLIGARKI DALAM PROSES DEMOKRATISASI DI FILIPINAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record