dc.description.abstract | Artikel ini membahas motif batik Parang Rusak Barong yang terdapat di keraton Yogyakarta dan Surakarta, sebagai pusat perkembangan budaya. Adapun faktorfaktor yang melatarbelakangi terjadinya persamaan dan perbedaan motif di Yogyakarta dan Surakarta dianalisis dari segi internal dan eksternal. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan multidisiplin yang memfokuskan pada kajian kesenirupaan. Pendekatan kesenirupaan yang digunakan adalah pendekatan estetika. Pendekatan ini dibantu dengan meminjam teoriteori relevan dari disiplin sejarah, komunikasi, antropologi, arkeologi, dan sosiologi. Persamaan dan perbedaan utama pada motif batik Parang Rusak Barong terdapat pada struktur yang meliputi bentuk dan warna. Bentuk yang dimaksud adalah susunan garis yang menyusun motif isenisen, sedangkan warna adalah intensitas yang terdapat pada motif. Persamaan dan perbedaan dari segi fungsi dan makna secara umum maupun khusus tidak terdapat perbedaan di kedua tempat. Adapun faktorfaktor yang melatarbelakangi persamaan dan perbedaan adalah secara internal, peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh kerajaan masingmasing wilayah dan secara eksternal, kondisi sosial masyarakat yang semakin berkembang dan kebijakan pemerintah Republik Indonesia di bidang pariwisata dan standardisasi perbatikan di Indonesia. | en_US |