dc.description.abstract | Peningkatan keterampilan proses sains siswa berturut-turut dari pra-siklus
ke siklus 1, pra siklus ke siklus 2 dan dari siklus 1 ke siklus 2. Keterampilan
proses sains siswa dari pra siklus ke siklus 1 mengalami peningkatan yang
awalnya 58,60 menjadi 77,48 dan berdasarkan nilai N-gain sebesar 0,74 termasuk
kriteria gain tinggi, dari pra siklus ke siklus 2 berdasarkan dengan nilai N-gain
sebesar 0,89 termasuk kriteria tinggi dan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat
berdasarkan dengan nilai N-gain sebesar 0,73 dan termasuk kriteria gain tinggi.
Namun jika peningkatan keterampilan proses sains ditinjau dari siklus 1 ke siklus
2 nilai N-gain mengalami penurunanan dikarenakan pada siklus 1 peningkatan
keterampilan proses sudah cukup baik. Peningkatan hasil belajar berturut-turut
dari dari pra-siklus ke siklus 1 memiliki nilai N-gain sebesar 0,38 termasuk dalam
kategori sedang, dari pra siklus ke siklus 2 memiliki nilai N-gain sebesar 0,71
termasuk dalam kategori tinggi dan dari siklus 1 ke siklus 2 yaitu yang awalnya
60,58 menjadi 71,36 memiliki nilai N-gain sebesar 0,59 termasuk kategori sedang.
Peningkatan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 sedang dikarenakan pada siklus
1 peningkatan hasil belajar siswa sudah cukup tinggi. Jadi jika peningkatan hasil
belajar siswa ditinjau dari siklus 1 ke siklus 2 maka hasilnya terlihat sedang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
sains dan hasil belajar fisika siswa pada masing-masing siklus secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Dari hasil di atas menunjukkan model inkuiri terbimbing
dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan proses sains dan hasil belajar fisika siswa. | en_US |