Show simple item record

dc.contributor.authorMAYA ARINA RUSDIANI
dc.date.accessioned2014-07-11T02:38:50Z
dc.date.available2014-07-11T02:38:50Z
dc.date.issued2014-07-11
dc.identifier.nimNIM100910101049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/58172
dc.description.abstractHasil penelitian menunjukkan bahwa Dalam kebijakan Barack Obama menyetujui pengeboran di Kutub Utara ini terdapat tiga aspek rasionalitas yang dipertimbangkan oleh Barack Obama. Rasionalitas pertama yang melatarbelakangi kebijakan menyetujui perusahaan minyak untuk melakukan pengeboran di kawasan Kutub Utara adalah rasionalitas kebijakan pengeboran di Kutub Utara dari perspektif ekonomi. Ketidakstabilan harga minyak dunia yang dikhawatirkan akan memicu ketidakstabilan perekonomian dalam negeri karena Amerika Serikat masih bergantung pada impor minyak. Di sisi lain, cadangan minyak di Kutub Utara yang dianggap memiliki keuntungan yang dapat membuat Amerika Serikat mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak dan meningkatkan perekonomian Amerika Serikat. Rasionalitas kedua adalah rasionalitas kebijakan pengeboran di Kutub Utara dari perpektif politik. Adanya lobi dari perusahaan minyak selaku kelompok kepentingan kepada Barrack Obama dan partai Demokrat agar diijinkan melakukan pengeboran minyak di Kutub Utara, di sisi lain Barack Obama mendapatkan dukungan finansial untuk kegiatan kampanye ketika Barrack Obama masih sebagai kandidat calon presiden Amerika Serikat tahun 2008. Shell merupakan perusahaan minyak yang melakukan lobby kepada pemerintahan Barack Obama untuk melakukan pengeboran di kawasan Kutub Utara. Untuk kampanye pada tahun 2008 saja Shell menyumbang sekitar US$ 4 juta kepada pemerintahan Barack Obama, dan total investasi dapat melebihi US $ 40 - 50 miliar. Sedangkan faktor ketiga adalah rasionalitas terhadap pengeboran di Kutub Utara dari perspektif keamanan lingkungan. Rasionalitas kebijakan pengeboran di Kutub Utara dari perspektif keamanan lingkungan. Bahwa secara tekhnis pengeboran minyak ini tidak menimbulkan ancaman terhadap kerusakan lingkungan di Kutub Utara, yang kemudian perhitungan tersebut tetap dijadikan pertimbangan oleh Barack Obama dalam kebijakan pengeboran di Kutub Utara. Barack Obama juga mengkalkulasikan “cost and benefit” dari kebijakannya menyetujui pengeboran minyak di Kutub Utara. Secara khusus hal tersebut berhubungan dengan mengurangi ketergantungan Amerika Serikat kepada minyak impor apabila lebih memanfaatkan produksi minyak domestik, yang akan berdampak pada perekonomian Amerika Serikat secara luas. Faktor-faktor ini yang melatarbelakangi kebijakan Barack Obama menyetujui pengeboran minyak di Kutub Utara.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries100910101049;
dc.subjectPengeboran Minyak, Kutub Utaraen_US
dc.titleKEBIJAKAN PRESIDEN BARACK OBAMA MENYETUJUI PENGEBORAN MINYAK DI KUTUB UTARAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record