dc.description.abstract | Data miskonsepsi fisika siswa diperoleh dari skor rata-rata post-test
miskonsepsi. Dalam soal miskonsepsi ini ada 10 soal pilihan ganda disertai dengan
alasan atau keterangan. Indikator yang digunakan sesuai dengan indikator RPP
peneliti dengan sistem penilaian skoring. Apabila jawaban benar dan alasan benar
skor 0 (nol). Jawaban salah, alasan benar skor 1 (satu). Jawaban benar, alasan salah
skor 3 (tiga). Sedangkan jawaban salah, alasan juga salah maka skor 5 (lima). Skor
rata-rata miskonsepsi fisika siswa kelas eksperimen adalah 8,096 sedangkan kelas
kontrol diperoleh skor rata-rata sebesar 14,419. Dengan menggunakan uji t diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,0005 yang menunjukkan lebih kecil dari 0,05. Maka
hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Untuk mengkaji hasil
belajar fisika siswa diperoleh dari nilai post-test dengan 18 soal pilihan ganda tanpa
ada alasan atau keterangan. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata klasikal nilai hasil belajar
fisika siswa kelas eksperimen adalah 72,04 dan untuk kelas kontrol sebesar 64,7.
Analisis data hasil belajar fisika siswa diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 lebih
kecil dari 0,05, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah: (1) model Learning Cycle 5E dengan metode eksperimen berpengaruh
terhadap penurunan miskonsepsi fisika siswa kelas XI di SMK Farmasi Jember, (2)
Model Learning Cycle 5E dengan metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil
belajar fisika siswa kelas XI di SMK Farmasi Jember. | en_US |