KETIDAKSANTUNAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM PERISTIWA KOMUNIKASI
Abstract
Dampak perubahan pikiran seseorang yang diekspresikan melalui bahasa mempengaruhi sikap/perilaku berbahasa. Dampak perubahan sikap/perilaku berbahasa dapat mengarah kepada perihal yang menguntungkan dan perihal yang merugikan pihak lain. Kegiatan seminar kali ini dibahas dampak perubahan sikap/perilaku berbahasa yang mengarah kepada perihal yang merugikan pihak lain. Letak pentingnya pembahasan ini bahwa bahasa adalah cermin identitas bangsa. Bangsa yang berbudaya/bermartabat adalah bangsa yang mampu saling menghargai antar sesama manusia.
Dewasa ini perubahan sikap/perilaku berbahasa yang mengarah kepada perihal yang merugikan pihak lain semakin membudaya. Kejadian ini tidak terbatas pada area sekolah saja, tetapi sudah menjamur sampai pada area luar sekolah. Misalnya peristiwa komunikasi yang terjadi pada sidang MPR/DPR, sidang di pengadilan, di facebook-an, kongres parpol, dan di acara TV. Cerminan berbahasa yang tidak/kurang santun ini cepat ditiru dan cepat berkembang penggunaannya di masyarakat. Mengapakah begitu? Berbahasa yang tidak/kurang santun menarik perhatian orang untuk diperbincangkan/dipersoalkan.
Terjadinya penggunaan bahasa yang tidak/kurang santun dalam peristiwa komunikasi, kemungkinan sebabnya ada beberapa hal. Di antara sekian sebab yang dikemukakan: partisipan tutur (baca: pembicara/penulis atau pendengar/pembaca) dirinya memiliki rasa serba lebih dari yang lain, partisipan tutur (baca: pembicara/penulis atau pendengar/pembaca) tidak/kurang mampu menggunakan bahasa dalam peristiwa komunikasi tepat konteks, dan partisipan tutur (baca: pembicara/penulis atau pendengar/pembaca) memiliki cacat (misalnya temperamen tinggi, sakit jiwa, lupa, dan lelah).
Collections
- LSP-Papers [138]