KOMPLEKSITAS HAMA DAN GULMA PADA POLA TANAM TUMPANG SARI DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT KABUPATEN BLITAR
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kali Tengah, Kecamatan
Panggungrejo, Kabupaten Blitar dan dilakukan mulai bulan Desember 2012
sampai Februari 2013. Penelitian ini meliputi satu tanaman monokultur kelapa
sawit dan tumpang sari kelapa sawit dengan tanaman semusim (jagung, cabai,
kacang tanah, dan padi gogo). Tiap plot terdiri dari lima ulangan.
Penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan gulma dan
serangga hama yang terdapat pada areal perkebunan kelapa sawit rakyat
Kabupaten Blitar yang ditanami tanaman semusim dengan pola tanam tumpang
sari. Parameter pengamatan serangga meliputi inventarisasi dan populasi,
sedangkan pada gulma meliputi biomassa, populasi dan frekuensi.
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah populasi hama belalang (Valanga
nigricornis) dan kumbang badak (Oryctes rhinoceros) pada semua jenis tanaman
tumpang sari lebih sedikit dibandingkan dengan monokultur kelapa sawit yaitu
pada tumpang sari jagung-kelapa sawit dengan monokultur kelapa sawit (9
dibanding 19 ekor), pada tumpang sari cabai-kelapa sawit dengan monokultur
kelapa sawit (8 dibanding 19 ekor), pada tumpang sari kacang tanah-kelapa sawit
dengan monokultur kelapa sawit (7 dibanding 19 ekor), tumpang sari padi gogokelapa
sawit dengan monokultur kelapa sawit (12 dibanding 19 ekor). Di sisi lain,
gulma pada pola tanam monokultur kelapa sawit memiliki tingkat dominansi
(Summed Dominance Ratio) yang lebih tinggi dari pada gulma yang ada pada
tanaman tumpang sari kelapa sawit dan tanaman semusim khususnya spesies
Chromolaena odorata.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]