KARAKTERISTIK MARSHALL AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN BGA (BUTON GRANULAR ASPHALT) SEBAGAI CAMPURAN AGREGAT HALUS
Abstract
Di Indonesia terdapat aspal alam yang dikenal dengan sebuatan aspal buton
(asbuton). Asbuton merupakan aspal alam yang terdapat di provinsi Sulawesi
Tenggara yang memiliki jumlah cukup besar, namun masih belum dimanfaatkan
secara optimal dalam penggunaannya. Asbuton terdiri dari dua unsur utama, yaitu
bitumen dan mineral. Mineral pada asbuton ini lebih didominasi dengan globigerines
limostone, yaitu batu kapur yang halus terbentuk dari jasad renik binatang purba yang
baik untuk filler pada beton aspal. Sehingga asbuton dapat digunakan sebagai bahan
pengikat aspal yang menghasilkan lapis kedap air, berstabilitas tinggi, dan memiliki
daya tahan lama dalam masa pelayanan pada prasarana transportasi jalan raya. Di
beberapa daerah telah digunakan campuran aspal jenis BGA untuk pekerjaan hot mix
jalan. Karena BGA dapat digunakan sebagai bahan pengikat dengan aspal minyak,
sehingga dapat membentuk suatu bahan pengikat yang lebih baik. BGA berfungsi
untuk meningkatkan kualitas campuran pada perkerasan jalan. Pada penelitian terkait,
penggunaan BGA (Buton Granular Aspal) sebagai pengganti agregat halus dapat
meningkatkan nilai stabilitas marshall.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan BGA
sebagai campuran agregat halus terhadap karakteristik marshall pada campuran ACBC.
Variasi campuran untuk BGA sebagai campuran agregat halus pada rancangan
benda uji penelitian ini adalah menggunakan 0% BGA, 20% BGA, 40% BGA, 60%
BGA, 80% BGA, dan 100% BGA. Penelitian ini menggunakan metode pengujian
marshall untuk mendapatkan nilai-nilai parameter karakteristiknya. Dari nilai-nilai
parameter tersebut dapat diperoleh nilai kadar aspal optimum serta dapat dilihat
ix
pengaruh dari penggunaan BGA pada setiap variasinya. Hasil uji laboraturium juga
akan diuji dengan metode analisa parametrik dengan menggunakan uji t berpasangan.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada campuran AC-BC dengan
penggunaan BGA sebagai campuran agregat halus pada variasi penggunaan 20%
BGA, 40% BGA, dan 60% BGA seluruh parameter karakteristik yang ditetapkan
sudah memenuhi spesifikasi dan diperoleh nilai kadar aspal optimumnya. Sedangkan
untuk variasi 80% BGA dan 100% BGA terdapat beberapa parameter karakteristik
marshall yang tidak memenuhi spesifikasi. Setelah dilakukan analisis parametrik
menggunakan uji t berpasangan, campuran 60% BGA menunjukkan adanya pengaruh
yang paling signifikan pada semua karakteristik marshall. Untuk penelitian lebih
lanjut, disarankan untuk meninjau nilai ekonomis dari penggunaan campuran BGA
tersebut. Disamping itu, untuk melihat parameter yang paling berpengaruh antara
kadar aspal dengan variasi BGA
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]