PENENTUAN KARAKTERISTIK ELEKTRO-OPTIK PADA MADU DENGAN METODE INTERFEROMETER MICHELSON
Abstract
Penelitian menggunakan bahan madu jenis monoflora yang terdiri dari madu
bunga Kapuk, madu bunga Rambutan, madu bunga Kaliandra dan madu bunga
Kelengkeng. Digunakan madu jenis ini karena madu tersebut banyak dijual di pasaran.
Dengan beberapa kelebihan diantaranya yaitu terdiri dari hanya satu nektar bunga
yang dikumpulkan lebah dan pemanenan tergantung pada musim bunganya. Ketika
madu diletakkan di depan movable mirror, pola frinji tidak teramati, ini diakibatkan
pekatnya jenis madu tersebut. Sehingga alternatif lain untuk menghasilkan pola frinji,
maka digunakan konsentrasi madu (%).
Dari hasil analisis dan pembahasan diketahui bahwa, semakin besar medan listrik
yang diberikan, maka jumlah lingkaran gelap terang/cm di layar pengamatan
akan semakin berkurang. Kenaikan konsentrasi madu juga mempengaruhi jumlah ,
semakin besar konsentrasi madu, maka jumlah sebelum dikenai medan listrik luar
akan semakin banyak. Banyaknya jumlah tersebut sebanding dengan besarnya
beda fase. Semakin besar beda fase, maka kerapatan optik medium (konsentrasi madu)
semakin tinggi, jika kerapatan optiknya tinggi maka semakin besar indeks bias
medium tersebut.
Semakin banyak jumlah yang hilang ketika medan listrik luar yang
diberikan semakin besar, menandakan semakin besar respon molekul terhadap medan
listriknya yang berarti molekul tersebut bersifat polar. Molekul polar pada konsentrasi
madu berasal dari gula pereduksi. Semakin besar komposisi gula pereduksi maka
semakin besar koefisien Kerr ( yang diperoleh, dan bersifat sebaliknya untuk nilai
koefisien Kerr yang kecil. Nilai koefisien Kerr terbesar diperoleh madu
bunga Kaliandra sebesar (1,33 0,02) 10-12 m2/V2 pada konsentrasi 10%, sedangkan
nilai koefisien Kerr ( terkecil dimiliki madu bunga Kelengkeng sebesar
(3,04 0,07) 10-13 m2/V2 pada konsentrasi 20%.