PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Pokok Konsumsi dan Tabungan, Siswa Kelas X-5 SMA Negeri Balung Semester Genap Tahun Ajaran 2010/201)
Abstract
Rendahnya kreativitas siswa kelas X-5 SMA Negeri Balung dapat dilihat
dari rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran, banyak siswa yang sering tidak
memahami materi yang diterangkan oleh guru, siswa cenderung hanya menerima
yang disampaikan oleh guru tanpa berusaha memahami, tidak bertanya pada guru
apabila ada materi yang belum dipahami dan siswa kurang aktif dan kritis terhadap
materi yang disampaikan. Berdasarkan observasi awal skor rata-rata kreativitas
tergolong sangat rendah yaitu sebesar 1,7.
Selain kreativitas siswa yang masih rendah, hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi siswa di kelas X-5 di SMA Negeri Balung semester genap tahun
ajaran 2010/2011 masih belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai
belum mencapai standar ketuntasan minimum (SKM) yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 75. Data sekunder mengenai hasil ulangan harian yang diperoleh dari guru
mata pelajaran ekonomi, diketahui jumlah siswa 37, yang memiliki ketuntasan belajar
adalah 20 siswa. Dengan demikian ketuntasan klasikal 54,1 % dari hasil belajar siswa
kelas X-5 lebih rendah dibandingkan kelas X yang lain, dari nilai ketuntasan
klasikalnya minimal 75% yang telah mencapai nilai ≥ 75.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
siswa dengan penerapan pembelajaran kontekstual berbasis inkuiri pada mata
pelajaran ekonomi kelas X-5 semester genap pada pokok bahasan konsumsi,
tabungan dan investasi di SMA Negeri Balung. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini digunakan metode observasi, metode wawancara, metode tes, metode
dokumentasi
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Pada siklus I yang diikuti oleh 37 siswa dapat diketahui bahwa kreativitas
siswa kelas X-5 mengalami peningkatan yaitu skor pada pertemuan pertama sebesar
2,4 dikategorikan rendah dan pertemuan kedua dikategorikan sedang dengan skor 2,6.
Pada siklus II pertemuan pertama kreativitas siswa mengalami peningkatan yaitu
sebesar 3,5 dan pada pertemuan kedua sebesar 3,6.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa setelah
penerapan pembelajaran kontekstual berbasis inkuiri. Pada siklus I, dari 37 siswa
yang mengikuti ulangan ada 15 siswa yang masih mendapat nilai di bawah 75 yang
ketuntasan klasikalnya hanya sebesar 59,5%. Pada siklus II, dari 37 siswa yang
mengikuti ulangan harian, hanya ada 7 siswa yang masih belum mencapai ketuntasan
hasil belajar secara perorangan, berarti ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar
81,1% dan telah memenuhi standar ketuntasan hasil belajar.