dc.description.abstract | Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah/kurang maksimalnya
pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran matematika, salah satu diantaranya
adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi di SDN
Mangunsari Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang, diketahui bahwa dalam
kegiatan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
yang dilakukan secara klasikal. Materi sifat-sifat bangun datar ini dianggap sulit oleh
siswa karena siswa kurang memahahi konsep dari sifat-sifat bangun datar tersebut.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) siswa dapat lebih
aktif karena memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk
bertanya, menjawab dan saling membantu atau berinteraksi dengan teman serta dapat
membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain, dengan demikian maka akan
menambah wawasan siswa mengenai materi yang sedang dipelajari.
Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yaitu bagaimanakah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray),
bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Mangunsari.
Pengambilan data bertempat di kelas V SDN Mangunsari dengan jumlah
siswa yaitu 25 siswa, 13 laki-laki dan 12 perempuan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan metode yang digunakan adalah
wawancara, dokumentasi, observasi dan tes. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray).
Pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two
Stray) pada pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Mangunsari
berjalan sesuai rencana. Namun terdapat beberapa kendala, yaitu siswa masih malu
dan bingung dalam kegiatan bertamu, dan menjawab pertanyaan. Kendala tersebut
dapat teratasi setelah pembelajaran berlangsung dua kali, karena siswa sudah
memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
Berdasarkan analisis data aktivitas siswa meningkat dalam setiap
pertemuannya, diperoleh skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan
pertama sebesar 70,4%, pada siklus I pertemuan kedua sebesar 75,47%, pada siklus II
pertemuan pertama sebesar 79,47% dan pada siklus II pertemuan kedua sebesar
82,67%. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase hasil belajar
klasikal pada tes akhir siklus I dan II. Pada pelaksanaan tes akhir siklus I yaitu
diperoleh 64%, sedangkan pada tes akhir siklus II persentase hasil belajar siswa
secara klasikal diperoleh 80%.
Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
diharapkan sebelum pembelajaran guru harus menjelaskan langkah-langkah
pembelajarannya terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tidak merasa bingung saat
pembelajaran berlangsung. | en_US |