Show simple item record

dc.contributor.authorEva Silvia
dc.date.accessioned2013-12-05T12:15:08Z
dc.date.available2013-12-05T12:15:08Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM080210204033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5189
dc.description.abstractBanyak faktor yang menjadi penyebab rendah/kurang maksimalnya pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran matematika, salah satu diantaranya adalah metode pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi di SDN Mangunsari Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang, diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang dilakukan secara klasikal. Materi sifat-sifat bangun datar ini dianggap sulit oleh siswa karena siswa kurang memahahi konsep dari sifat-sifat bangun datar tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) siswa dapat lebih aktif karena memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk bertanya, menjawab dan saling membantu atau berinteraksi dengan teman serta dapat membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain, dengan demikian maka akan menambah wawasan siswa mengenai materi yang sedang dipelajari. Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yaitu bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray), bagaimanakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Mangunsari. Pengambilan data bertempat di kelas V SDN Mangunsari dengan jumlah siswa yaitu 25 siswa, 13 laki-laki dan 12 perempuan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan metode yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan tes. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray). Pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) pada pokok bahasan sifat-sifat bangun datar siswa kelas V SDN Mangunsari berjalan sesuai rencana. Namun terdapat beberapa kendala, yaitu siswa masih malu dan bingung dalam kegiatan bertamu, dan menjawab pertanyaan. Kendala tersebut dapat teratasi setelah pembelajaran berlangsung dua kali, karena siswa sudah memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Berdasarkan analisis data aktivitas siswa meningkat dalam setiap pertemuannya, diperoleh skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama sebesar 70,4%, pada siklus I pertemuan kedua sebesar 75,47%, pada siklus II pertemuan pertama sebesar 79,47% dan pada siklus II pertemuan kedua sebesar 82,67%. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase hasil belajar klasikal pada tes akhir siklus I dan II. Pada pelaksanaan tes akhir siklus I yaitu diperoleh 64%, sedangkan pada tes akhir siklus II persentase hasil belajar siswa secara klasikal diperoleh 80%. Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) diharapkan sebelum pembelajaran guru harus menjelaskan langkah-langkah pembelajarannya terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tidak merasa bingung saat pembelajaran berlangsung.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210204033;
dc.subjectPembelajaran Kooperatif Tipe TSTS, Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika, Sifat-Sifat Bangun Dataren_US
dc.titlePENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI TEKUNG LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record