PENGARUH VARIASI VOLUME SILINDER (BORE UP) DAN SUDUT PENGAPIAN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH
Abstract
Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat transportasi, yang memerlukan
engine sebagai penggerak mulanya, baik roda dua maupun roda empat. Motor bakar
merupakan salah satu engine yang digunakan sebagai penggerak mula tersebut, yang
merupakan suatu mesin konversi energi yang merubah energi kalor menjadi energi
mekanik. Dengan adanya energi kalor sebagai suatu penghasil tenaga maka sudah
semestinya memerlukan bahan bakar dan sistem pembakaran yang terjadi sebagai
sumber kalor tersebut. Dalam hal ini bahan bakar yang sering digunakan pada
kendaraan bermotor maupun engine industry adalah bensin dan solar, meskipun
banyak dijumpai bahan bakar non oil, seperti coal dan gas sebagai bahan bakar
alternatif. Oleh karena itu perlu adanya pemikiran dalam mendisain suatu engine
dengan efisiensi yang tinggi (Badrawada, 2010).
Salah satu cara untuk meningkatkan perbaikan torsi adalah dengan memperbesar
kapasitas mesin. Peningkatkan kapasitas mesin dapat digunakan dengan cara
memperbesar diameter piston atau dengan cara stroke up (memperpanjang langkah)
pada mesin tersebut (Jama, 2008). Memperbesar diameter piston (bore up) dapat
menambah resiko sebesar 10% pada saat tenaga maksimal (Bell, 2006).
Permasalahan yang diteliti untuk mengetahui perbandingan variasi bore up
dan sudut pengapian unjuk mesin, sehingga diketahui daya dan torsi maksimal.
Dari hasil penelitian perbandingan variasi bore up dan sudut pengapian unjuk mesin,
maka dapat di simpulkan semakin kecil sudut pengapian maka semakin cepat waktu
terjadi pembakaran (sparking) pada bahan bakar di dalam ruang bakar, hal ini dapat
memangkas waktu keterlambatan pembakaran (ignition delay) yaitu waktu yang
vii
diperlukan antara saat percikan api dari busi dengan saat awal penyebaran api.
Karena waktu keterlambatan pembakaran (ignition delay) lebih cepat maka momen
putar dan daya yang dihasilkan semakin besar. Semakin kecil sudut pengapian maka
semakin besar nilai konsumsi bahan bakar. Semakin luas permukaan (bore) maka
semakin besar nilai konsumsi dari bahan bakar, hal ini dikarenakan semakin besar
luas permukaan (bore) maka semakin banyak bahan bakar yang masuk sehingga
konsumsi bahan bakar yang dikonsumsi lebih banyak.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]