Show simple item record

dc.contributor.authorVendy Aristama Putra
dc.date.accessioned2013-12-05T04:09:42Z
dc.date.available2013-12-05T04:09:42Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.nimNIM071810301057
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/4647
dc.description.abstractFlow Injection Analysis merupakan suatu metode analisis kimia dengan cara menyuntikkan sejumlah volume tertentu ke dalam suatu aliran pembawa (carrier) yang kemudian dibawa ke suatu detektor yang tanggap terhadap analit. Flow Injection Spectrometry merupakan suatu metode analisis sistem alir dengan cara menyuntikkan sejumlah volume analit ke dalam suatu aliran pembawa dengan menggunakan detektor spektrofotometri visible. Salah satu sistem injeksi yang sedang dikembangkan dalam Flow Injection Spectrometry adalah sistem injeksi Hidrodynamic. Sistem injeksi Hidrodynamic merupakan suatu sistem injeksi yang menginjeksikan sejumlah sampel pada aliran pembawa dengan memanfaatkan suatu tekanan tertentu dan mempunyai ketelitian yang tinggi sehingga dapat dikembangkan pengukuran kobalt (II) dengan flow injection spectrometry. dan laju alir optimum (buffer + EDTA) agar diperoleh absorbansi optimum dengan Flow Injection Spectrometry (2) karakteristik kerja (sensitifitas, liniear range, reprodubilitas dan limit deteksi) serta uji recovery dalam analisa Co Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pH optimum Co 2+ 2+ dengan Flow Injection Spectrometry (3) perbandingan pengukuran absorbansi menggunakan sistem injeksi Hidrodynamic dan sistem injeksi Rotary Hexagonal dalam analisa Co dengan Flow Injection Spectrometry (4) hasil uji-t antara sistem injeksi Hidrodynamic dengan sistem injeksi Rotary Hexagonal dalam analisa Co 2+ dengan Flow Injection Spectrometry . Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap percobaan di laboratorium. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengetahui panjang gelombang maksimum kompeks kobalt dengan EDTA. Konsentrasi kobalt yang digunakan adalah 12 ppm, panjang gelombang divariasikan 450-550 nm dengan interval 10 nm dan 2 nm. Percobaan tahap ke dua yaitu penentuan pH optimum kompeks kobalt dengan EDTA. Konsentrasi kobalt yang digunakan adalah 12 ppm, pH buffer divariasikan 4-8. Percobaan tahap ke tiga adalah respon spektrofotometri visible terhadap perubahan laju alir. Analit yang digunakan kobalt dengan konsentrasi 12 ppm, kecepatan pompa yang di variasikan menjadi 0,5 mL/menit, 0,6 mL/menit, 0,8 mL/menit, 0,9 mL/menit, 1 mL/menit dan 1,4 mL/menit. Laju alir optimum diperoleh pada nilai absorbansi yang terbesar dan siknyal yang tidak lebar. Percobaan tahap keempat di lakukan setelah diketahui laju alir optimum, variasi konsentrasi kobalt yang digunakan adalah 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, dan 20 ppm menggunakan sistem injeksi hidrodynamic dan rotary hexagonal. Percobaan tahap ke lima adalah uji recovery sampel Co 2+ dari sampel alam yang sebelum di spike dan sesudah di spike. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum kompleks kobalt adalah 470 nm, pH optimum kompleks kobalt adalah pH 6. Laju alir optimum pada kecepatan 1,4 mL/menit. Kobalt memberikan respon yang linear pada konsentrasi 4 ppm sampai 20 ppm dengan nilai regresi untuk sistem injeksi hidrodynamic 0,997, limit deteksi 0,6 ppm, sensitivitas 0,003 dan reprodusibilitas 0%-3,5%, sedangkan untuk sistem injeksi rotary hexagonal 0,995, limit deteksi 0,79 ppm, sensitivitas 0,003 dan reprodusibilitas 0%-3,38%. Uji-t antara sistem injeksi hidrodynamic dan rotary hexagonal didapatkan t-hitung < t-tabel yaitu 0,654 < 1,729. Uji perolehan kembali analisis kobalt dari sampel alam didapatkan 102,75%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071810301057;
dc.subjectAnalisis Kobalt (II) dengan Flow Injection Spectrometry Menggunakan Sistem Injeksi Hydrodynamicen_US
dc.titleANALISIS KOBALT (II) DENGAN FLOW INJECTION SPECTROMETRY MENGGUNAKAN SISTEM INJEKSI HYDRODYNAMICen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record