ANALISIS KOBALT (II) DENGAN FLOW INJECTION SPECTROMETRY MENGGUNAKAN SISTEM INJEKSI HYDRODYNAMIC
Abstract
Flow Injection Analysis merupakan suatu metode analisis kimia dengan cara
menyuntikkan sejumlah volume tertentu ke dalam suatu aliran pembawa
(carrier)
yang kemudian dibawa ke suatu detektor yang tanggap terhadap analit. Flow Injection
Spectrometry
merupakan suatu metode analisis sistem alir dengan cara menyuntikkan
sejumlah volume analit ke dalam suatu aliran pembawa dengan menggunakan
detektor spektrofotometri
visible. Salah satu sistem injeksi yang sedang
dikembangkan dalam
Flow Injection Spectrometry adalah sistem injeksi
Hidrodynamic. Sistem injeksi Hidrodynamic merupakan suatu sistem injeksi yang
menginjeksikan sejumlah sampel pada aliran pembawa dengan memanfaatkan suatu
tekanan tertentu dan mempunyai ketelitian yang tinggi sehingga dapat dikembangkan
pengukuran kobalt (II) dengan
flow injection spectrometry.
dan laju alir
optimum (buffer + EDTA) agar diperoleh absorbansi optimum dengan
Flow Injection
Spectrometry
(2) karakteristik kerja (sensitifitas, liniear range, reprodubilitas dan
limit deteksi) serta uji
recovery dalam analisa Co
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pH optimum Co
2+
2+
dengan Flow Injection
Spectrometry
(3) perbandingan pengukuran absorbansi menggunakan sistem injeksi
Hidrodynamic dan sistem injeksi Rotary Hexagonal dalam analisa Co
dengan Flow
Injection Spectrometry
(4) hasil uji-t antara sistem injeksi Hidrodynamic dengan
sistem injeksi
Rotary Hexagonal dalam analisa Co
2+
dengan Flow Injection
Spectrometry
.
Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap percobaan di laboratorium. Tahap
pertama yang dilakukan adalah mengetahui panjang gelombang maksimum kompeks
kobalt dengan EDTA. Konsentrasi kobalt yang digunakan adalah 12 ppm, panjang
gelombang divariasikan 450-550 nm dengan interval 10 nm dan 2 nm. Percobaan
tahap ke dua yaitu penentuan pH optimum kompeks kobalt dengan EDTA.
Konsentrasi kobalt yang digunakan adalah 12 ppm, pH buffer divariasikan 4-8.
Percobaan tahap ke tiga adalah respon spektrofotometri
visible terhadap perubahan
laju alir. Analit yang digunakan kobalt dengan konsentrasi 12 ppm, kecepatan pompa
yang di variasikan menjadi 0,5 mL/menit, 0,6 mL/menit, 0,8 mL/menit, 0,9
mL/menit, 1 mL/menit dan 1,4 mL/menit. Laju alir optimum diperoleh pada nilai
absorbansi yang terbesar dan siknyal yang tidak lebar. Percobaan tahap keempat di
lakukan setelah diketahui laju alir optimum, variasi konsentrasi kobalt yang
digunakan adalah 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, dan 20 ppm menggunakan sistem
injeksi
hidrodynamic dan rotary hexagonal. Percobaan tahap ke lima adalah uji
recovery sampel Co
2+
dari sampel alam yang sebelum di spike dan sesudah di spike.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum
kompleks kobalt adalah 470 nm, pH optimum kompleks kobalt adalah pH 6. Laju alir
optimum pada kecepatan 1,4 mL/menit. Kobalt memberikan respon yang linear pada
konsentrasi 4 ppm sampai 20 ppm dengan nilai regresi untuk sistem injeksi
hidrodynamic 0,997, limit deteksi 0,6 ppm, sensitivitas 0,003 dan reprodusibilitas
0%-3,5%, sedangkan untuk sistem injeksi
rotary hexagonal 0,995, limit deteksi 0,79
ppm, sensitivitas 0,003 dan reprodusibilitas 0%-3,38%. Uji-t antara sistem injeksi
hidrodynamic dan rotary hexagonal didapatkan t-hitung < t-tabel yaitu 0,654 < 1,729.
Uji perolehan kembali analisis kobalt dari sampel alam didapatkan 102,75%.